Rektor Universitas Hasanuddin Makassar 2014-2018
Berjuang untuk Perempuan dan Anak
Dwia Ries Tina Pulubuhu menjabat Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi selatan, sejak 27 Januari 2014 menggantikan Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi. Ia menjadi rektor wanita pertama di Universitas Hasanuddin yang peduli pada perlindungan kaum perempuan dan anak.
Menurut Tina, nama panggilannya, perempuan lain bisa meniru dirinya. Manfaatkan peluang, bekerja keras dan tanpa lupa berdoa, namun tetap memprioritaskan keluarga.
Di balik rasa syukurnya mendapatkan kesempatan dan dipercaya sebagai rektor ke 12 Universitas Hasanuddin untuk periode 2014-2018, banyak program yang harus ia jalankan untuk memajukan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dari awal Tina sudah bertekad untuk bekerja maksimal dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Baginya, ini justru menjadi awal perjalanan, bukan akhir dari perjuangan.
Selain itu Tina juga sempat mengikuti berbagai pendidikan singkat dan non gelar di beberapa negara , antara lain kelas pendek Religion Pluralism (agama pluralisme) di New York University, New York, Amerika Serikat, Human Rights Study Session (Hak Asasi Manusia Sesi Studi Pelatihan) di Chulalongkorn University Bangkok, Thailand, Program Diploma dalam bidang Conflict Resolution (Resolusi Konflik) di Uppsala University, Swedia, serta Program Akademik Recharging Internationalization of Higher Education di Helenic American University, Athena, Yunani.
Tahun 2014 Unhas menggelar Pemilihan Rektor. Perlu diketahui, selama 58 tahun dan 11 pergantian rektor, Unhas belum pernah memiliki rektor perempuan. Akhirnya Tina mencalonkan diri. Apalagi niatnya ini juga didukung teman-temannya. Ia berpikir, Unhas memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan tak memberikan perlakuan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Jadi mengapa tidak memanfaatkan kesempatan ini.
Prosesnya cukup panjang. Tina harus bekerja keras meyakinkan para senator dan menunjukkan, bahwa ia mempu mengemban tugas tersebut. Selain itu, ia juga harus meyakinkan civitas akademika, bahwa dirinya memiliki program bagus dan bisa ikut memajukan Unhas. Memang butuh perjuangan dan kerja keras, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang harus ia hadapi dan cukup berat. Bahkan ada yang mengutarakan di sebuah media, bahwa kampus Unhas dipandang sebagai kampus macho, tidak cocok dipimpin seorang perempuan. Namun itu malah menjadi pemantik semangat buat Tina untuk menunjukkan dan meyakinkan. Istilahnya, ia harus membuka pintu dulu dan menunjukkan, bahwa perempuan juga bisa menjadi rektor. Tentu dengan niat baik demi kemajuan Unhas.
Ini juga bisa menjadi inpirasi, bahwa kalau Tina saja bisa, tentu perempuan lain juga bisa dan harus berani untuk berjuang.
Sejak SMA Tina tawarkan untuk mengikuti program pertukaran pelajar. Agar ada waktu bersama keluarga, biasanya harus ada agenda tersendiri. Misalnya, seperti tahun 2014 lalu dengan menunaikan umrah bersama. Berhubung posisi anak-anaknya tersebar di mana-mana, maka harus dijadwalkan. Anak sulungnya sudah menikah dan berwirausaha di Bandung. Anak nomor dua seorang dokter bertugas di Bantaeng. Sedangkan yang bungsu di New Zeland.
Biodata
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA |
Dwia Ries Tina Pulubuhu menjabat Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi selatan, sejak 27 Januari 2014 menggantikan Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi. Ia menjadi rektor wanita pertama di Universitas Hasanuddin yang peduli pada perlindungan kaum perempuan dan anak.
Menurut Tina, nama panggilannya, perempuan lain bisa meniru dirinya. Manfaatkan peluang, bekerja keras dan tanpa lupa berdoa, namun tetap memprioritaskan keluarga.
Di balik rasa syukurnya mendapatkan kesempatan dan dipercaya sebagai rektor ke 12 Universitas Hasanuddin untuk periode 2014-2018, banyak program yang harus ia jalankan untuk memajukan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dari awal Tina sudah bertekad untuk bekerja maksimal dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Baginya, ini justru menjadi awal perjalanan, bukan akhir dari perjuangan.
Pendidikan
Tina sebelumnya pernah mengenyam pendidikan Sosiologi Universitas Airlangga, Surabaya, hingga lulus. Setelah menikah dengan orang Bugis, terus menetap di Makassar. Berhubung sudah menetap di Makassar, ia mencoba mendaftar menjadi dosen Sosiologi di Unhas tahun 1988, resmi diangkat pada tahun 1989. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat S2 hingga doktoral S3 dengan beasiswa luar negeri.Selain itu Tina juga sempat mengikuti berbagai pendidikan singkat dan non gelar di beberapa negara , antara lain kelas pendek Religion Pluralism (agama pluralisme) di New York University, New York, Amerika Serikat, Human Rights Study Session (Hak Asasi Manusia Sesi Studi Pelatihan) di Chulalongkorn University Bangkok, Thailand, Program Diploma dalam bidang Conflict Resolution (Resolusi Konflik) di Uppsala University, Swedia, serta Program Akademik Recharging Internationalization of Higher Education di Helenic American University, Athena, Yunani.
Perjalanan ke kursi rektor
Di Unhas sendiri, Tina mengawali karir struktural dengan menjadi Sekretaris Program Studi Sosiologi pada program Pascasarjana Unhas tahun 2000 hingga 2002. Baru pada tahun 2006 ia dipercaya menjadi Wakil Rektor IV Selama dua periode.Tahun 2014 Unhas menggelar Pemilihan Rektor. Perlu diketahui, selama 58 tahun dan 11 pergantian rektor, Unhas belum pernah memiliki rektor perempuan. Akhirnya Tina mencalonkan diri. Apalagi niatnya ini juga didukung teman-temannya. Ia berpikir, Unhas memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan tak memberikan perlakuan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Jadi mengapa tidak memanfaatkan kesempatan ini.
Prosesnya cukup panjang. Tina harus bekerja keras meyakinkan para senator dan menunjukkan, bahwa ia mempu mengemban tugas tersebut. Selain itu, ia juga harus meyakinkan civitas akademika, bahwa dirinya memiliki program bagus dan bisa ikut memajukan Unhas. Memang butuh perjuangan dan kerja keras, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang harus ia hadapi dan cukup berat. Bahkan ada yang mengutarakan di sebuah media, bahwa kampus Unhas dipandang sebagai kampus macho, tidak cocok dipimpin seorang perempuan. Namun itu malah menjadi pemantik semangat buat Tina untuk menunjukkan dan meyakinkan. Istilahnya, ia harus membuka pintu dulu dan menunjukkan, bahwa perempuan juga bisa menjadi rektor. Tentu dengan niat baik demi kemajuan Unhas.
Ini juga bisa menjadi inpirasi, bahwa kalau Tina saja bisa, tentu perempuan lain juga bisa dan harus berani untuk berjuang.
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA |
Aktifis kampus
Tina bercerita, sejak kuliah ia memang sudah aktif berorganisasi. Apalagi pengayaan fakta ada di masyarakat, Suatu hari, selesai studi di Manila tahun 1995 yang kebetulan waktu itu masih era people power, isu-isu anti kekerasan terhadap perempuan sedang tinggi. Menurut Tina, kalau ia hanya melakukan penelitian tanpa mengadvokasi sekaligus mendampingi dan terjun langsung, sepertinya ada yang kurang dan belum puas. Oleh karena itu, sejak awal ia aktif dan ikut di Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak. Ada banyak organisasi yang sudah ia ikuti, mulai Forum Pemerhati Masalah Perempuan (FPMP), Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, Yayasan Pemerhati Masalah Perempuan dan Anak (Permana), dan Wahana Pemberdayaan Perempuan dan anak.
Keliling daerah
Ada banyak cerita menarik soal perhatiannya terhadap perlindungan perempuan dan anak. Tentunya banyak sekali yang berkesan. Namun yang paling Tina ingat, saat era reformasi dan masih menjadi dosen. Saat itu ia sempat ikut berjuang bersama teman aktifis. Kebetulan ia ditunjuk sebagai pengurus, jadi mengharuskan keliling daerah untuk mengedukasi perempuan tentang hak pilih.
Menerbitkan buku
Selain itu di FPMP Tina dan teman-temannya juga meneliti soal kekerasan dalam rumah tangga yang dialami para perempuan di Sulawesi Selatan. Hasilnya, ada dua karya buku yang sudah diterbitkan dan jadi bahan informasi penting saat mengawal Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT). Tina bahkan ikut turun ke jalan dalam aksi demo. Ini memang panggilan dan bagian dari jiwanya. Kalau ada ketidakadilan, baik dalam keluarga maupun masyarakat, ia langsung cepat bergerak, dan biasanya kebagian urusan menuntut hak. Tidak hanya di keluarga dan organisasi, begitu juga saat di kampus. Pendeknya ia ingin konsisten baik saat di luar maupun di dalam kampus dengan tetap mendukung gerakan perempuan.Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA |
Pengentasan kemiskinan
Sebelumnya Tina juga pernah terlibat dalam proyek pengentasan kemiskinan sebagai regional manager. Saat itu ia masih belum punya hambatan struktural di kampus. Proyek tersebut merupakan kerjasama World Bank-Kimpraswil tahun 2003 hingga 2006. Tugasnya mengcover seluruh wilayah Sulawesi.
Bangun Mandar
Setelah Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Tina aktif kembali ke kampus. Di sana ia menjadi wakil rektor. Ia sendiri memang sangat tertarik dengan konsep pengentasan kemiskinan dan berusaha bisa tetap berkontribusi. Caranya, walaupun tidak bisa turun langsung ke lapangan seperti dulu, tapi ia masih bisa membuat konsep program. Akhirnya ia bersama timnya ikut mendesain program pengentasan kemiskinan di Sulawesi Barat dengan nama Bangun Mandar (Program Pengembangan Desa Berbasis Mandiri). Ia dan timnya mendampingi Gubernur Sulawesi Barat hingga programnya selesai. Ini sesuai dengan latar belakang ilmu sosiologi yang diminatinya.
Masa kecil
Sejak kecil hidup Tina sering berpindah-pindah daerah mengikuti ayahnya berdinas di bank. Mulai dari Aceh, Riau, Madura, Kupang, dan terakhir di Surabaya. Jadi bisa dikata Tina dibesarkan sebagai anak nusantara. Dengan latar belakang pengalaman budaya yang beragam, menjadikannya tertarik ke bidang kemasyarakatan. Ia sering membaca buku sejarah dan beradaban. Menariknya, apa yang terjadi di masyarakat ini pada dasarnya berjalan dengan dinamis, selalu ada makna di balik realita yang sebenarnya. Itulah yang melatarinya tertarik pada bidang sosiologi.
Kolumnis
Selain berkutat di dunia sosiologi, dulu Tina sempat menjadi kolumnis di Surat Kabar Harian (SKH) Fajar yang tulisannya terbit setiap minggu. sayangnya dengan kesibukannya di jabatan struktural membuatnya jadi kedodoran untuk menepati deadline. Maka dari pada deadline selalu molor, akhirnya ia tidak lagi menjadi kolomnis. Tetapi tidak berarti ia berhenti menulis. Hasrat untuk menulis akhirnya ia aplikasikan dalam keseharian. Beberapa tulisannya yang pernah dimuat di Harian Fajar telah dibukukan dan dirilis dengan judul Menonton Pertarungan Manusia Tikus.
Suaminya pengertian
Tina bersyukur mendapat suami yang sangat mendukung aktivitasnya. Bayangkan, saat ia harus studi keluar negeri meninggalkan anak dan suaminya. Suaminya sangat men-support dan mau menggantikan tugasnya sampai ia kembali. Setelah pulang ke tanah air, bukannya santai, Tina langsung ikut turun ke lapangan bersama aktivis. Suaminya sangat memahami semua aktivitasnya. Menurutnya, karena dukungan dan restu dari suamilah yang membuat dirinya bisa seperti sekarang. Tentu saja ia selalu berkonsultasi dan minta pertimbangan pada suaminya sebagai teamwork. Sebelum menjalani sesuatu, Tina selalu bertanya pada suaminya terlebih dahulu. Biasanya ia menyampaikan apa pertimbangan baiknya dan meminta posisi tawar. Intinya ia selalu berkomunikasi dengan suami. Bila pertimbangannya banyak positifnya, tentu suaminya mendukung asal tetap memprioritaskan keluarga.
Diprotes anak
Kalau suaminya sering menyetujui dan bisa memahami, tapi anak-anaknya tidak demikian. Tina mengaku sering diprotes anak-anaknya bila melihat terlalu sibuk. Namun ia selalu berusaha mengatur waktu untuk keluarga. Ada yang mengatakan, kalau ibunya sibuk maka anak-anaknya jadi kurang mendapat perhatian. Namun menurutnya, itu tidak benar. Baginya, sesibuk apapun dirinya, bila koordinasi dan komunikasinya bagus, keluarga akan baik-baik saja.Sejak SMA Tina tawarkan untuk mengikuti program pertukaran pelajar. Agar ada waktu bersama keluarga, biasanya harus ada agenda tersendiri. Misalnya, seperti tahun 2014 lalu dengan menunaikan umrah bersama. Berhubung posisi anak-anaknya tersebar di mana-mana, maka harus dijadwalkan. Anak sulungnya sudah menikah dan berwirausaha di Bandung. Anak nomor dua seorang dokter bertugas di Bantaeng. Sedangkan yang bungsu di New Zeland.
Setelah pensiun
Tina ingin setelah pensiun nanti melakukan hal-hal yang belum sempat ia coba. Ia ingin membuat dan menyelesaikan novel karangannya, karena itu juga merupakan passion-nya. Selain itu ia ingin belajar musik piano. Di rumahnya saat ini sebetulnya sudah ada guru musik yang siap mengajar, tapi waktunya untuk belajar musik belum ada. Ia ingin tetap konsisten dengan cita-citanya, bergerak, dan berjuang demi perlindungan perempuan dan anak, sampai kapanpun.Biodata
Nama lengkap | : | Dwia Aries Tina Pulubuhu. | |||||||||||||||
Nama panggilan | : | Tina. | |||||||||||||||
Tempat, tgl lahir | : | Tanjung Karang Lampung, 19 April 1964. | |||||||||||||||
Nama suami | : | HM. Natsir Kalla, SE, MM. | |||||||||||||||
Kantor | : | Universitas Hasanuddin Makassar | |||||||||||||||
Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar-90245 Sulawesi Selatan, | |||||||||||||||||
telepon (0411) 586200, 584200. | |||||||||||||||||
Pendidikan | |||||||||||||||||
* | S1 Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya (1985). | ||||||||||||||||
* | S1 Universitas Hasanuddin (1987). | ||||||||||||||||
* | S2 Sosiologi di Ateneo De Manila University Phillipines (1995). | ||||||||||||||||
* | S3 Universitas Hasanuddin. | ||||||||||||||||
Riwayat pekerjaan dalam lingkup Unhas | |||||||||||||||||
2014 - 2018 | : | Rektor Universitas Hasanuddin Makassar. | |||||||||||||||
2006 - 2013 | : | Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Unhas. | |||||||||||||||
2000 - 2002 | : | Koodinator Divisi Revolusi Konflik Pusat Studi HAM Unhas. | |||||||||||||||
2000 - 2002 | : | Sekretaris Program Studi Pasca Sarjana Unhas. | |||||||||||||||
Riwayat pekerjaan di luar lingkup Unhas | |||||||||||||||||
2013 - 2016 | : | Ketua Nasional Ikatan Sosiologi Indonesia. | |||||||||||||||
2013 - 2016 | : | Wakil Ketua Nasional Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial. | |||||||||||||||
2012 - 2014 | : | Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. | |||||||||||||||
2009 - sekarang | : | Koordinator Advisory Program “Bangun Mandar” Gerakan Pembangunan Desa Berbasis Mandiri, Provinsi Sulawesi Barat. | |||||||||||||||
Sumber : | |||||||||||||||||
* | http://indonesia-feature.blogspot.co.id/2015/06/wanita-dan-profesi-dwia-aries-tina.html | ||||||||||||||||
* | http://beritabulukumba.com/9859/profil-prof-dwia-aries-rektor-unhas-201 |
Pak Nurzengky, salam kenal. Saya mau tanya nih pak. Menurut Bapak presiden Jokowi itu bagaimana orangnya? Apakah Bapak ikut mendukung Jokowi untuk jabatan periode berikutnya? Apa kesan dan pesan untuk Jokowi.
BalasHapusoh ini serius, bisa di konfirmasi, kebeliau atau mak isye atau imak ice, ibunyya embahpparanormal simurni, mursidi yatna beliau tanpa pengawal,lebih jelasnya konfirmasi ke pak president jokowi appakah beliau didoakan dr nurzengky ibrahim MM disat calon gubernur dki jakarta putaran pertama
Hapusoh ini serius, bisa di konfirmasi, kebeliau atau mak isye atau imak ice, ibunyya embahpparanormal simurni, mursidi
BalasHapusMuhammad Anwari SN silahkan coba jadi pak jokowi layak kok lah aku yang doakan beliau calon gubernur dki jakarta putaran pertama
BalasHapusbeliau layak best and good president
HapusTerima kasih.
BalasHapusSekarang saya tengah menyusun buku "Jokowi di mata rakyat".
Hapus