Senin, 13 Maret 2017

Andreas Diantoro



Presiden Direktur PT Microsoft Corporation sejak 2012
Andreas Diatoro

Tukang Sampah jadi Presiden Direktur PT Microsoft Corp

Andreas Diantoro dilahirkan dari keluarga atlet basket. Orang tuanya ayah (Diantoro) dan ibu (Juliana)nya adalah atlet basket yang dulu dipertemukan di Pekan Olah Raga Nasional. Ayahnya bertarung di PON mewakili Provinsi DIY, sedangkan ibunya mewakili Provinsi Jawa Tengah. Ia juga mengalirkan jiwa basket kedua orang tuanya. Ia pernah berangan-angan menjadi atlet basket profesional. Namun cita-citanya terpaksa harus dipendam, karena ditentang oleh orang tuanya sendiri yang khawatir anaknya tak bisa memperoleh penghasilan jelas.

Ketika sudah masuk pendidikan di SMA Bopkri 1 Yogyakarta Andreas mulai membatasi diri dengan basket. Tak disangka, saran ayahnya ini yang membawanya sukses lulus dari SMA, ia pun mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ia satu angkatan dengan Gubernur Jawa Tengah Gadjar Pranowo.

Tahun 1987, setelah dua tahun kuliah, Andreas mendapat kesempatan pindah ke Amerika, tepatnya di University of Iowa. Di sana ia mengambil jurusan di bidang pemasaran. Sambil kuliah ia sempat bekerja freelances sebagai tukang angkut sampah dan pelipat selimut di rumah sakit.

Kesuksesan yang didapat pria ini tidaklah datang dengan mudah. Siapa sangka, Andreas pernah berprofesi sebagai tukang angkut sampah ketika masih kuliah di Amerika Serikat (AS). selain itu di sana ia juga pernah jadi tukang pelipat selimut di rumah sakit.

"Saya dulu memang pernah kerja jadi tukang sampah, dan kerja jadi tukang lipat selimut di rumah sakit. Di sana pekerjaan seperti itu upahnya paling besar. Uangnya saya pakai buat tambahan biaya hidup saya di Amerika," tuturnya.

Tak heran apabila kerja kerasnya tersebut membuahkan hasil. Setelah mengawali karir dari bawah, Andreas mempu meniti jalan hidup yang mengantarkannya dari gang-gang kawasan Malioboro hingga ke kampus di AS. Setelah pulang dari negeri Paman Sam, ia pun langsung masuk ke salah satu perusahaan teknologi bonafit.

Bill Gates
"Mengagumkan", ucap Andreas Diantoro. "Selama sepuluh hari pelatihan di kantor pusat Microsoft Corporation, banyak hal yang bisa saya pelajari di sana," tambahnya. Ia mengaku kagum bagaimana Bill Gates mampu membangun dari satu kantor kini menjadi 100 gedung yang diperkuat oleh 150.000 karyawan, di mana 40.000 karyawan ada di Microsoft Campus. "Di sana ada ruang-ruang kecil tempat para engineer (insinyur) berkreasi yang sampai sekarang kekhasannya masih dipertahankan," ceritanya.

Tampaknya pengalaman yang mengesankan itu makin memantapkan hati Andreas yang menerima pinangan kedua Microsoft Corporation untuk mengomandani PT Microsoft Indonesia (MI). Sejak 15 Februari 2012 ia memang resmi ditunjuk sebagai Presiden Direktur MI menggantikan Sutanto Hartono. Konon naiknya Sutanto dulu sebagai Presdir MI juga atas rekomendasi Andreas yang tak lain teman masa kecil di Yogyakarta.






















Tahun 2010 konon pihak Microsoft Corporation pernah meminta Andreas mengisi pos yang ditinggalkan Tony Chen. Namun tawasan itu ditolaknya. Pasalnya, ketika tawaran itu datang, pria ini baru sekitar 2,5 tahun mengelola bisnis Dell di 23 negara Asia Selatan.

"Nah, saya pikir ini waktu yang pas untuk kembali ke Indonesia, setelah selama 6,5 tahun berkeliling di 23 negara Asia Selatan. Kebetulan obyektifnya hampir sama dengan visi-misi  Microsoft," ujar pria yang juga pernah berkarir selama sebelas tahun di Hewlett-Packard (HP) Singapura, Australia, dan Indonesia itu. "Prinsipnya, semua perusahaan multinasional memiliki kriteria yang sama, yakni mencari pemimpin yang punya global thinking (berpikir global), regional perspective, dan local wisdom (kearifan lokal)," tambahnya.

Andreas mengaku, ketertarikannya bergabung dengan MI karena melihat opportunity to growth (kesempatan tumbuh) yang luar biasa. "Ada opportynity dari Microsoft yang bergerak di bidang real technology (teknologi nyata) dengan software-software (perangkat lunak) yang sangat intuitif," ujarnya. Di sisi lain, ia melihat kesempatan untuk negeri ini meningkatkan daya saingnya.

Menurut Andreas, dari segi piranti keras, akan sulit bagi orang Indonesia bersaing di tingkat internasional. Pasalnya, mengembangkan piranti keras butuh modal besar. Selain itu, risetnya tidak akan bisa mengalahkan AS dan Cina yang jauh lebih kuat.

Namun dari segi piranti lunak, Indonesia memiliki peluang besar untuk maju. Sebab Indonesia memiliki banyak pengembang aplikasi (software developer) yang hebat. Ia menyebutkan, saat ini di Microsoft Corporation ada 52 pengembang aplikasi bergelar Ph.D asal Indonesia yang terlibat dalam tim pengembangan Windows Azure dan MS Office 365. "Saya kenal salah seorang software engineer asal Yogyakarta yang sudah memiliki enam paten. Ada juga yang sudah punya sembilan paten. Mereka orang-orang Indonesia, dan ada yang sudah bekerja belasan tahun," ungkapnya.

Andreas menyebutkan, sekarang terbuka kesempatan untuk orang-orang Indonesia bertempur di kancah internasional, terutama setelah Microsoft menyediakan marketplace di mana pengembang dari Indonesia bisa memasarkan aplikasi hasil pengembangannya.

Banyak yang bajakan
Namun tantangan terbesar Andreas bukan soal meningkatkan kemampuan pengembangan software di Indonesia, tetapi lebih pada peningkatan penggunaan software asli. Maklum, hingga saat ini penggunaan piranti lunak bajakan di Indonesia masih cukup tinggi. Karena itu, ia memikul target harus bisa memassalkan penggunaan software aslid ari Microsoft.

Lantas, terobosan seperti apa yang akan dilakukannya? "Pastinya, saya harus menjalankan misi MI ke depan untuk grow to commercial, dan juga bisa meningkatkan segmen consumer market," katanya.

Untuk itu, langkah awal yang akan dilakukannya adalah meningkatkan produktivitas, kompetensi, dan keamanan (security) software. Menurutnya, di segman bisnis komersial, MI sudah cukup bagus. Begitu juga, menegement teamnya sangat solid. "Saya confident (percaya diri) mereka bisa lebih baik lagi. Pak Sutanto (maksudnya Sutanto Hartono, presdir sebelumnya) sudah mempersiapkan mereka untuk masa depan. Saya tinggal poles sana sini saja," ujarnya.

"Style (gaya) saya dalam memimpin, hands-on. Saya berada di garis depan bersama tim. Tetapi, bisa masuk ke semua level. Sebagai leader harus bisa thinking strategic, juga technical. Kalau dibutuhkan di garis depan dan belakang, harus bisa," paparnya.

Diakui Andreas, pada segmen consumer market, masih banyak pekerjaan rumah. Namun sejauh ini MI telah melakukan beberapa upaya. Antara lain, bekerja sama dengan Kemendiknas untuk mencetak anak-anak pintar di bidang software. Mereka juga diajari soal intellectual property right (hak atas kekayaan intelektual). MI pun mensponsori sejumlah kegiatan seperti Developer Forum di Bandung.

Selama ini revenue (pendapatan) terbesar MI masih dari segmen commercial market yang mencapai sekitar 70 persen, dan sisanya dari segmen consumer market. Andreas mengklaim nilai bisnis MI tumbuh lebih baik dari pada pertumbuhan pasar. TI di Indonesia yang mencapai sekitar delapan persen. "Saya melihat organisasinya sudah sangat bagus. Orang-orangnya juga bagus, hanya perlu pemimpin yang meneruskan," katanya.

Penghargaan
Kesuksesan karirnya tidak berhenti sampai di situ. Ia berhasil mendapatkan penghargaan Most Admired CEO (CEO yang banyak dikagumi) selamat tiga tahun berturut-turut. Ketika ditganya tips kesuksesannya, pria yang memiliki hobi basket ini mengatakan, bahwa kunci kesuksesan adalah sabar. Ia percaya bahwa kesabaran yang besar dapat mengantarkan seseorang pada kesuksesan.

"Semua hal yang datang pada syaa tidak saya anggap sebagai cobaan hidup. Tapi pengalaman hidup yang membuat saya seperti ini," tuturnya.


Andreas Diantoro




































Biodata
Nama lengkap : Andreas Diantoro.
Nama panggilan : Andreas.
Tempat, tgl lahir : Yogyakarta, 12 September 1968.
Nama ayah : Diantoro.
Nama ibu : Juliana.
Jabatan : Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia.
Alamat kantor : Jakarta Stock Exchange Building Tower II, lantai 18
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta-12190.
Telepon kantor : (021) 25518100.
Hobi : Basket.
Anak : (1) Jasmine dan (2) Jordan.
Riwayat pendidikan
* SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
* Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
* University of Iowa, Amerika Serikat.
Riwayat pekerjaan
* Managing Director Dell Asia.
* Managing Director Hewlett Packard (HP).
* Direktur Utama PT Microsoft Indonesia.
Sumber :
* http://swa.co.id/swa/profile/andreas-diantoro-takluk-pada-pinangan-kedua-microsoft-corp
* http://bisnis.liputan6.com/read/2522557/pernah-jadi-tukang-sampah-
* http://bercacakra.co.id/news/sejarah-andreas-diantoro-presdir-perusahaan-it-microsoft.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...