Rabu, 17 Mei 2017

Profil Dr. Ir. Panangian Simanungkalit, Ms.C



Dr. Ir. Panangian Simanungkalit, Ms.C

Pakar Properti Nasional

 

 

Sunrise Area

Siapa yang tak kenal Panangian Simanungkalit? Ia seorang pengusaha sukses di bidang properti, dengan mendirikan PT Panangian Simanungkalit & Associates (PSA) jaringan jasa konsultasi properti terpadu yang pertama di Indonesia. PSA selalu siap membantu para pemilik, penjual, pembeli, developer, investor, dan pelaku bisnis dalam masalah pendanaan, kepemilikan, pemanfaatan, penilaian, pembangunan, pengelolaan penjualan, dan investasi properti.
Ketika masih mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Solo, tahun 1980-an Panangian mengaku mencintai lagu rock dan suka mengoleksi pernik-pernik gitar. Ia juga aktif dalam band di kampusnya. Tetapi sejak tahun 1987 ia memilih bekerja dan meninggalkan cita-citanya menjadi rocker.

Konser di Toba
Tetapi sesekali, untuk memuaskan kecintaanya terhadap musik, pengamat properti ini pernah menggelar konser khusus di Toba Dream Cafe, Jakarta Selatan. Ia menyanyikan tak kurang dari selusin lagu “Queen”, band yang sangat disukainya. Bahkan ia berani membawakan tembang The Show Must Go On yang butuh energi khusus karena banyak nada tingginya. Kini ia juga dipercaya sebagai staf ahli Menteri Perumahan.
Panangian dikenal sebagai ahli properti. Maka tidak heran bila namanya sudah banyak didengar di kalangan pebisnis. Bagaimana tidak, ia adalah pakar properti nasional sekaligus Direktur PT Panangian Simanungkalit & Associates (PSA), sebuah perusahaan jaringan jasa konsultasi properti terpadu yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan jasa sektor properti di tengah kompleksnya masalah yang menyelimuti dunia bisnis properti.
Menjadi pebisnis properti, Panangian berbagi keberhasilan berinvestasi di sektor properti adalah mengenai pemilihan lokasi. Penyebutan area yang memiliki potensi cerah selama lima tahun ke depan pada satu kawasan disebut dengan sunrise area. Potensi tersebut ditandai dengan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata kenaikan tanah pada umumnya. Ia menambahkan, bahwa pertumbuhan dan perkembangan pasar perumahan di setiap negara memiliki siklus berbeda, tidak terkecuali Indonesia di mana siklus pasar perumahan selalu mengikuti siklus tingkat suku bunga. Siklus-siklus ini meliputi siklus pasar penjual (seller’s market), pasar lembut (soft market), pasar pembeli (buyer’s market), dan par lemah (weak market).


Muhammad Anwari SN
Melayani penulisan biografi dan profil company untuk dimuat di internet dan dibuat buku. Hubungi 081390070083 atau 087731383338.
 

Biodata Panangian

Nama lengkap & gelar  : Dr. Ir. Panangian Simanungkalit, Ms.C.

Nama panggilan 
: Panangian.




Pendidikan 
: Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Solo (1980).
Jabatan 
: 1. Staf Ahli Menteri Perumahan.





2. Direktur PT Panangian Simanungkalit & Associates.
Hobi 

: 1. Menyanyi,







2. Mendengarkan lagu rock,






3. Mengoleksi pernak-pernik gitar.

Kantor

: 26th floor BBD Plaza, Jl. Imam Bonjol No. 61 Jakarta-10310.
Telepon kantor
: (021) 3908288, 3908308, 3907217.

Faksimile 
: psa@panangian.com






Widisari, penguaha salon kecantikan



Widisari
Owner Klinik Kecantikan W Double You Skin and Body Care



























Ingatkan klien untuk selalu bahagia

Berkiprah di dunia bisnis kecantikan, menjadikan Widisari memerlukan bacaan referensi  untuk memperkaya ilmunya. Pemilik Klinik Kecantikan W. Double You Skin and Body Care, Jl. Sriwijaya Semarang ini merasa banyak hal baru yang bisa ia dapatkan dari buku bacaannya. Termasuk bagaimana merawat kecantikan wajah dan tubuh, namun juga mengajak jiwa ini senantiasa sehat lewat perasaan bahagia.
Ada beberapa buku favorit dari koleksinya, yaitu “Pop-Up Menakjubkan Tubuh Manusia”, “Berusia 100 tahun Tetapi Masih Dibutuhkan” karya Fukutaro Fukui dan Ayako Hironi, serta buku “Spa Pengetahuan Aplikasi dan Manfaat” karya Dr. Kusumadewi Sutanto dan dr. MMV Lianywati Batihalim.
“Cantik dan sehat tanpa operasi adalah menjadi kunci saya dalam menjalankan usaha. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, maka saya juga harus mengikuti perkembangannya ilmu tersebut lewat buku-buku bacaan,” katanya.
Widisari menjelaskan, dari buku Pop-Up Menakjubkan Tubuh Manusia, ia mampu belajar tentang bagaimana fungsi kulit itu sendiri kepada sistem yang ada di tubuh. “Sehingga ketika saya harus menghadapi pasien yang akan melakukan treatment ke klinik saya, tentu saya akan menjelaskan terlebih dulu pentingnya menjaga kesehatan kulit tubuh. Fungsinya, agar pasien mengetahui betul bagaimana cara merawatnya agar tetap sehat,” ujarnya.
Sementara, pada buku Berusia 100 Tahun Tetapi Masih Dibutuhkan, Widi menekankan setiap penyakit yang ada pada manusia, bisa disembuhkan oleh manusia itu sendiri. Ia menjelaskan, dengan selalu merasa bahagia secara tulus bisa membuat manusia itu sehat.
“Di buku tersebut saya belajar banyak, terutama mengelola tubuh serta kesehatan hanya dengan bahagia.Ya, manusia hanya butuh bahagia, untuk bisa selalu hidup sehat. Tidak memerlukan banyak hal, cukup dengan bahagia, maka manusia itu akan selalu sehat,” ujarnya.

Bersama Linda Agum Gumelar






























Sama halnya dengan buku milik Dr. Kusumadewi Sutanto dan dr MMV Lianywati Batihalim, alumnus Confederation International Beauty Therapy and Cosmetology (Cibtac) London, Inggris 2009-2010 itu semakin memperdalam ilmu spa, terutama kesehatan kulit.
“Dengan terus memperdalam ilmu-ilmu, maka akan semakin banyak pula hal-hal penting yang bisa saya sampaikan ke pasien saya, terutama kesehatan kulit. Selalu diingat, kulit menjadi bagian dari tubuh kita. Banyak sekali sistem saraf serta otot yang menempel pada kulit ini. Sehingga jika dirawat dengan baik, maka sejatinya manusia itu bisa hidup dengan sehat,” paparnya.
Berbagi jenis gaya hidup manusia, memang harus diimbangi dengan menjaga kesehatan. Bagi Widi, kesehatan itu bisa dilakukan dengan merawat kulit, tidak hanya wajah namun seluruh kulit badan, ditambah dengan kebahagiaan, maka manusia akan bisa hidup cantik serta sehat, meski tanpa operasi.
“Pada dasarnya manusia adalah kumpulan dari ratusan sel, setiap sel membentuk jaringan. Nah, perawatan itu bukan hanya kulit tapi juga otot serta semua sistem saraf yang menempel pada kulit. Sehingga dari buku-buku tersebut saya semakin menambah ilmu mengenai bagaimana merawat kulit yang sehat, aman, serta bagus untuk jangka panjang, tanpa proses instan, seperti operasi plastik,” jelasnya.
Dari beberapa buku itu, widi menambah wawasan, bahwa sejatinya cantik secara instan dengan menggunakan proses operasi maka akan ada sel, saraf, bahkan otot yang menempel pada kulit akan hilang.
“Lewat operasi memang hasilnya akan langsung nampak, namun jangka panjangnya pasti akan berdampak tidak bagus. Maka dari itu, dari beberapa buku ini saya bisa menerapkan treatment yang sehat, aman, serta berdampak bagus jangka panjangnya. Saya akan selalu mengedukasi pasien untuk bisa merawat kulit secara benar. Sehingga hasilnya pun akan maksimal lebih bagus,” pungkasnya. (hei).

Biodata :
 
Nama lengkap : Hj. RA Dwi Rahayu Widisari Djojodiningrat, SE, Dpl. CIBTAC.




Nama panggilan : Widi.










Tanggal lahir : 3 Juni 1976.










Jabatan
: Owner sekaligus Presdir PT Widisari yang meliputi :









* WDOUBLEYOU Skin and Bodycare, Spa, Salon, dan Refleksi.








* Griya Pengantin Widisari.












* Widisari Wedding Organizer.











* W63 Premium Boarding House, Jl. Iwenisari 63, Tembalang, Semarang.



Email
: ptwidisari.nauish@gmail.com

























Kantor :














* Jl. Sriwijaya No. 38C-38D Semarang,









* Jl. Sriwijaya No. 9698A-9698B Semarang, dan








* Jl. Iwenisari 63, Tembalang.



























Pendidikan :













* SD Negeri Siliwangi Semarang.










* SMP Negeri 19 Semarang.










* SMA Negeri 5 Semarang Jurusan IPA Biologi.








* Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Semarang.








* Pasific International Beauty Institut Jakarta.








* CIPTAC (Confederation of International Beauty Therapy Aesthetic & Cosmetology) International, London.



















Widisari Award :













* IAC3UNO - The Best Beauty Clinic Of The Year 2015.







* IAC3UNO - Business Challenges Award 2015 Kategori Owner, Bali Februari 2015.




* International Human Resources Development Program (IHRDP) International Foundation - 




Kartini Award 2014 (diterima 26 April 2014 di Jakarta bersama Prof. DR. Yohana Susana Yembise, 



Dip.Apling, MA, perempuan Papua pertama yang menjadi Menteri).






* International Human Resources Development Program (IHRDP) International Foundation - Wanita Berbusana Rapi dan Serasi 2014.
* The Prominent Inspiring Women Award 2013 - Jakarta 21 Desember 2013.





* Indonesian Leader Achievement Award (ILAA) 2013.








* Asean Executive and Professional Award 2012 — Anugrah Prestasi Insani Mittra Pemerintah RI.



* Penghargaan SYBHaritic USA, sebagai salah satu mitra terbaik dalam penggunaan alat-alat Skin dan Body Care dengan Teknologi Laser.
* Sybaritic Achiement — Sybaritic Equipment Company Amerika.






* Indonesia Women Award Of The Year 2010 — Citra Prestasi Anak Bangsa.






















Sumber :














* Tribun Jateng, Edisi Minggu 2 April 2017 halaman 20.









* http://www.wdoubleyou.com/AboutUs.php









Senin, 15 Mei 2017

Profil Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja



Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja
Disainer kaos metal

Jalan cerdas musik cadas

Musik cadas tak besar hanya karena iramanya yang mengentak. Ilustrasi di sampul album hingga desain kaus ikut membuatnya dicintai banyak kalangan. Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja alias Dinan setia menekuni jalan itu.

https://kompas.id/wp-content/uploads/2017/05/438939_getattachment7ab75054-db8e-40f9-8fe2-4ca31ea54283430324-1024x576.jpg























Gambar truk besar di layar laptopnya masih setengah jadi saat tangan Dinan menari di atas papan gambar elektronik.Garis tipis ditebalkan. Goresan tak simetris dibersihkan. Terlihat sederhana, tapi ilustrasi itu diyakini bakal meramaikan ajang Road to Hammersonic, konsel metal berskala internasional yang digelar pekan lalu di Ancol, Jakarta.
“Karena temanya perjalanan dan tidak menyertakan unsur tengkorak, api, atau senjata, saya pilih truk. Katanya ada stand khusus ilustrasi. Saya bersyukur bisa ikut ajang sebesar itu,” kata Dinan di salah satu sudut kafe di Kota Bandung, Selasa siang (25/4/2017).
Tidak seperti biasanya, kali ini gambar yang dbibuat Dinan tanpa tengkorak, monster, atau senjata. Padahal, tiga ikon itu sebelumnya seperti ornamen wajib bagi ilustratotor musik metal. Namun, ketekunannya enam bulan terakhir membuahkan hasil. Dinan menembus sekat itu. Karyanya tetap metal meski tanpa tengkorak, monster, atau senjata.
“Banyak juga band metal ‘santun’ yang tidak ingin ada unsur seram atau kekerasan dalam desain baju atau albumnya,” ujar Dinan.
Akan tetapi, ia mengakui belum banyak ilustrator metal nyaman dengan hal itu. Belum banyak ilustrator menjadi peserta lomba ilustrasi dengan tema anyar meski hadiahnya kerap lebih besar. Ia paham, tak mudah mengubah gaya yang sudah lama tumbuh. Namun, Dinan yakin, jika mau belajar, ada ceruk ekonomi lain yang bisa dimanfaatkan. Menyikapi hal ini, Dinan tak ingin pelit ilmu. Ia membuka pintu bertanya bagi ilustrator yang ingin belajar. Komunitas Illuminator yang dibentuk di Bandung delapan tahun lalu jadi wadahnya. Berasal dari kata ilustrasi dan terminator, Dinan mengatakan, peran Illuminator sejak semula ingin mendobrak sekat. Salah satu kuncinya berbagi ilmu lewat workshop di taman kota atau diskusi melalui media sosial.
“Di media sosial, anggotanya mencapai 2.500 orang. Zaman sekarang akses belajar lebih mudah. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan saat saya pertama kali terjun dalam bidang ini,” katanya.

Bandung berisik
Ingatan Dinan kembali pada peristiwa 29 tahun lalu. Matanya tertuju pada sampul album Somewhere in Time milik band Iron Maiden di salah satu toko kaset kawasan Palaguna, Bandung. Sosok sangar Eddie The Head, maskot Iron Maiden, digambar berada di alam digital. Belum mengetahui isi musiknya, ia nekat membeli kasetnya. Eddie The Head terlanjur memikat hatinya. Akan tetapi, alih-alih belajar menggambar, ia justru lebih kerap mendengarkan musiknya. Saat itu, musik cadas tengah naik daun di sekitar rumahnya di Ujungberung, Kota Bandung. “Untuk menggambar, saya masih bingung belajar kepada siapa,” katanya.
Bersama teman sepermainan, Dinan lantas larut bermusik. Mereka membentuk Necromancy yang kerap membawakan lagu-lagu cadas band luar negeri. Saat yang sama, ia juga ikut membidani lahirnya Radio Salam rama Dwihasta dengan program utamanya Bandung Death Metal Area. Isinya musik metal dari berbagai band.
Jenuh membawakan lagu band orang lain, band-band metal Ujungberung mencoba bergerak. Mereka memilih berkreasi membawakan lagu sendiri. Mereka juga berani menggagas ajang metal yang biayanya dari kocek sendiri pada 1995. Atas usul Dinan, acara itu diberi nama Bandung Berisi. Panggungnya berdiri di atas lapangan voli Kaum Kidul, Ujungberung.
“Ada sekitar 100 anak iuran. Hasilnya, ada sekitar Rp. 5 juta,” katanya.
Tanpa modal besar, promosi acaranya terbilang unik. Dinan dan kawan-kawan membuat majalah fotokopian berisi kisah dunia metal Ujungberung bernama Revolusi Program atau Revogram. Majalah ini diyakini menjadi media literasi pertama di dunia metal bawah tanah negeri ini. Lewat promosi itu, acara Bandung Berisi meledak. Sukses pertama menggoda anak-anak Ujungberung untuk melanjutkan ajang serupa setahun kemudian. GOR Saparua yang dikenal sebagai kawah candradimuka musisi Bandung, dipilih jadi tempat unjuk gigi. Akan tetapi Bandung Berisik II tak semanis yang diharapkan. Meski secara acara sukses dan melahirkan kompilasi album Ujungberung Rebels, panitia merugi dari sisi finalsial. Bandung Berisik II diapit dua ajang musik besar yang menggelar acara di tempat yang sama.
“Saya terpuruk dan memilih menenangkan diri di Bali,” kata Dinan menceritakan masa kelamnya dulu.

Dunia ilustrasi
Meski memulai semuanya dari nol, Dinan justru menemukan titik terang hidupnya di Bali. Pertemuannya dengan seniman Bali, Dede Suhita, mematangkan mimpinya di dunia ilustrasi. Pengalaman menjadi desainer gambar kaus hingga artis tato mengasah kemampuannya. Setelah 11 tahun di ‘Pulau Dewata’, Bandung seperti memanggilnya pulang. Berawal dari jadi penonton di konser metal, Deathfest, tahun 2009, ia tertarik mematangkan keahliannya di ‘Kota Kembang’.
“Saat itu, saya jadi bagian dari 10.000 penonton atau 10 kali lipat ketimbang acara metal yang pernah saya ikuti di Bandung sebelumnya. Hampir semua penonton menggunakan kaus metal. Saya pikir, akan luar biasa kalau ada 10 persen penonton menggunakan kaus dengan desain buatan mereka sendiri,” katanya.
Dinan lantas mewujudkan keinginannya. Desain pertamanya adalah kaus Sonic Torment, band Ujungberung yang pernah ia perkuat. Gambarnya mudah dicintai. Dari situ, ia mulai mendapat banyak pesanan desain, khususnya untuk kaus band di seputaran Bandung. Begitu mulai tenar, ia tak ingin berjalan sendiri. Ia merasa masih butuh banyak belajar untuk mendapat teknik ilustrasi terbaik. Di titik itulah, Illuminator terbentuk. Mereka kerap menggelar pertemuan dan pameran menarik bakat-bakat ilustrasi.
“Semua boleh datang dan bertanya. Ada yang berprofesi sebagai tukang bakso dan penjaga parkir. Saat mau berbagi, kita justru semakin kaya ilmu. Banyak yang mandiri dan kini menerima pesanan ilustrasi metal,” katanya.
Saat mau berbagi, Dinan mendapat buahnya. Kemampuannya semakin terasah. Karyanya semakin diminati band Asia Tenggara, Amerika, hingga Eropa. Salah satu yang membuatnya terkesan saat John dan Lena Resborn meminta dibuatkan ilustrasi sampul buku mereka berjudul Labour of Live and Hate : Underground Musical Journey Through Southeast Asia. Buku terbitan tahun 2012 itu berkisah tentang pergerakan metal di Asia Tenggara. Pinangan diterima. Ia menggambar sosok tengkorak memegang bola dunia dan Indonesia menjadi titik pandang utama.
“Lewat gambar itu, saya punya harapan besar band metal Indonesia suatu saat akan menjelajahi dunia. Band seperti Jasad atau Burgerkill sudah membuktikannya,” katanya.

Komik metal
Saat siang semakin tua, polesan terakhir ilustrasi truk itu sedikit lagi usai. Namun, Dinan belum usai menceritakan mimpinya membawa ilustrasi metal terus bergema. Setelah menelurkan buku kumpulan karya berjudul Super FX Hajar Jalanan, Libas Rintangan, ia kini tengah mengerjakan proyek pembuatan komik metal. Ia bekerja sama dengan beberapa ilustrator Bandung dan komunitas komik lokal Bandung, AIU Comic.
“AIU Comic luar biasa. Mereka jual karya dari warung kecil di kampung-kampung hingga ke Amerika Serikat,” katanya.
Tokoh utama yang akan diangkat adalah si Gobir alias Golok Berbicara. Namanya diambil dari judul lagu milik Sonic Torment. Jalan ceritanya beragam, mulai dari fenomena kekerasan di Bandung hingga pencemaran Citarum.
“Di Indonesia mungkin baru, tetapi band metal kelas dunia Cannibal Corpse sudah melakukannya dengan menyisipkan komik dalam albumnya,” katanya.
Ke depannya, Dinan yakin sejahtera akan terus hadir. Musik cadas akan memberikan jalan bahagia bagi mereka yang terus cerdas berkarya. (Cornelius Helmy).

Biodata

Nama lengkap : Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja.
Nama panggilan : Dinan.



Lahir
: Majalengka, 9 Agustus 1971.

Pendidikan
: * SDN 12 Majalengka (lulus 1986).




* SMPN 1 Majalengka (lulus 1988).




* Pasundan 1 Bandung (lulus 1991).






























Sumber :







* Rubrik Sosok koran Kompas Edisi Sabtu 13 Mei 2017 halaman 16.

* http://print.kompas.com/baca/sosok/2017/05/13/Jalan-Cerdas-Musik-Cadas

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...