Drs. H. Abdul Fikri Fakih, MM
Anggota
DPR RI (2014-2019)
Pingin melayani masyarakat selamanya
Kakeknya, Kiai Abdul Rouf, adalah pendiri Roudlotul
Islamiyah Mardiyah kumpulan santri Tebuireng asal Cirebon, Brebes, Tegal,
Pemalang, dan Pekalongan. Drs. H. Abdul Fikri Fakih, MM pernah menjadi Kepala
Sekolah di Kota Tegal dan rela mundur meninggalkan status PNS-nya saat
diamanahi Partai Keadilan (PK) untuk maju dalam pencalonan anggota legislatif
di Pemilu 1999. Ia pun terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Tegal.
Lalu, di Pemilu 2004 Fikri mendapat kepercayaan
dari masyarakat Tegal untuk menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, mewakili
suara tiga wilayah yaitu Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes.
Di Pemilu 2009, Fikri kembali terpilih menjadi
anggota dewan dan diamanahi menjadi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah
hingga sekarang sekaligus menjabat sebagai Ketua DPW PKS Jawa Tengah.
Sebagai orang asli Tegal, Fikri berprinsip untuk
apa bisa melakukan sesuatu yang hebat dan berprestasi, jika kampung halamannya
masih tertinggal dibanding daerah lain di Jawa Tengah. Oleh karenanya, amanah
atas terpilihnya sebagai wakil rakyat di Senayan akan digunakan untuk
kemaslahatan masyarakat Tegal dan Brebes. Ia berkeinginan mewujudkan potensi
dan produk unggulan daerah yang banyak menopang pendapatan daerah yang sekarang
belum optimal. “Kapan maning yen orak sai
iki, enyong pengen ngelayani
masyarakat selawase urip (kapan lagi kalau tidak sekarang, saya ingin
melayani masyarakat hingga akhir hidup saya),” ujarnya.
Fikri
‘jebolan’ pegawai negeri sipil (PNS). Dulu, lelaki yang akrab dipanggil Ustadz
Fikri, ini sebagai guru negeri yang diperbantukan di STM Muhammadiyah Tegal.
Sebagai guru ia meraih prestasi demi prestasi. Dengan ungkapan lain, Fikri
terbilang cukup cemerlang dan sukses di dunia pendidikan. Terbukti, tahun 1998
ia dinobatkan sebagai Guru Teladan III tingkat SLTA dari Kantor Dinas
Pendidikan Kota Tegal. Selain itu, ia juga diberi kepercayaan oleh yayasan yang
menaunginya sebagai kepala sekolah di tempatnya mengajar. Sebelas tahun lamanya
ia melakoni peranannya sebagai guru PNS. Namun profesi guru itu ditinggalkan
sejak keluarnya PP No. 5 Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota partai
politik dan PP 12 Tahun 1999.
“Menurut
ketentuan PP tersebut, PNS yang menjadi anggota parpol diberi waktu satu tahun,
kalau tidak kembali maka diberhentikan dengan hormat. Saya putuskan tetap istiqomah di partai, dan saya merelakan
tidak mendapatkan hak pensiun karena masa kerja saya baru 11 tahun, plus umur
saya waktu itu masih 36 tahun. Pensiun dapat diberikan ketika salah satunya
sudah berumur 50 tahun atau masa kerja lebih dari 20 tahun,” paparnya.
Fikri
pernah mendapat penghargaan sebagai 10 anggota dewan tervokal dari Kelompok
Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jawa Tengah. Soal pensiun tersebut, sekarang
tertebus, karena sebagai anggota DPR mempunyai hak pensiun sebagai pejabat
negara.
Dunia
politik sudah menjadi pilihan hidupnya. Bahkan bisa dibilang politik telah
melekat pada dirinya. Jabatan puncak di partai berlogo padi yang diapit bulan
sabit di Jawa Tengah itu telah diraihnya. Ia tepilih menjadi Ketua Umum DPW PKS
Jateng periode 2010-2015.
Partai relegius
Menjadi
nahkoda partai yang dikenal relegius tentu saja tidak mudah. Setidaknya,
sebagai Ketua Umum DPW PKS selayaknya memiliki dasar dan pemahaman yang kuat
sekaligus mengakar tentang agama Islam. Sejak kecil Fikri memang dididik dan
dibesarkan dalam keluarga dan lingkungan yang sangat kuat agamanya. Orang
tuanya, Abdullah Fakih, seorang alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang yang
lebih dari 20 tahun menimba ilmu di sana. Ayahnya telah menanamkan nilai-nilai
dan akidah agama Islam pada dirinya sejak kecil. Belum lagi peran Kiai Said
Sholeh, kakeknya dari garis ibu, yang merupakan salah satu alumni Pondok
Pesantren Kremes dan Lirboyo. Kakeknya itu sangat berjasa membimbing dan
memberikan ilmu nahwusharaf ketika
Fikri masih anak-nak. Begitu juga KH Abdul Rauf, kakeknya dari garis bapak,
ikut berjasa mempertebal ilmu agamanya melalui pondok pesantrennya yang bernama
Ar-Rauf.
“Alhamdulillah, saya benar-benar merasa
beruntung hidup di lingkungan pondok-pondok pesantren dan keluarga besar yang
sangat agamis. Pertama kali saya ngaji alifbata
hingga mempelajari kitab-kitab ‘kuning’ seperti Jurmiyah maupun Safinah
dari Kiai Yusuf Sholeh yang merupakan kakak dari Kiai Said Sholeh. Kebetulan
sejak kecil saya diasuh oleh beliau. Kemudian ngaji lagi dengan KH Abdul Rauf,
Kiai Said, dan KH Hasbulah, adik bapak saya yang kesemuanya tinggal saling
berdekatan dengan rumah orang tua saya ketika kecil,” ungkapnya.
Sejak umur
11 tahun, Fikri ingin menimba ilmu agama lebih dalam lagi di Pondok Pesantren
Tebu Ireng Jombang, mengikuti jejak sang ayah. Saat itu ia masih duduk di kelas
5 SD III Slawi. Hasratnya mondok begitu kuat, namun karena ibunya, Muniroh,
yang sehari-hari bekerja sebagai guru PGA Slawi, melarangnya, maka niatpun
diurungkan.
“Tapi saya
tetap bersikukuh mondok. Ibu lalu berjanji, kalau tidak diterima di SMP Negeri,
saya boleh mondok di Tebu Ireng. Eh, ternyata saya diterima di SMP Negeri 1
Slawi, ya gagal jadi santri Tebu Ireng ha ha ha,” kenangnya.
Selepas
lulus SMPN 1 Slawi, tahun 1975, Fikri meneruskan sekolah di SMAN 1 Slawi. Untuk
menambah ketrampilan di bidang bahasa Inggris, ia mengikuti kursus di Lembaga
Pendidikan Extension English Course di Slawi mulai dari tingkat elementary hingga intermadiate. Hal itu berlangsung dari tahun 1979 hingga 1982. Di
tengah-tengah kesibukan antara sekolah dan kursus, ia masih sempat meluangkan
waktu untuk menambah wawasan, yakni berorganisasi di PII (Pelajar Islam
Indonesia).
Sumber naskah : google.com
Sumber naskah : google.com
Biodata
Nama lengkap | : | Abdul Fikri Fakih. | |||||||
Tempat, tgl lahir | : | Tegal, 17 Juli 1963. | |||||||
Ayah | : | KH Abdullah Faqih. | |||||||
Ibu | : | Hj. Muniroh. | |||||||
Istri | : | Zubaidah. | |||||||
Anak | : | 1. | Abdul Robbih El Kayyis Fikri. | ||||||
2. | M. Ashim Adz Dzorif Fikri. | ||||||||
3. | Miqdad Abdul Aziz Adz Dzaky Fikri. | ||||||||
4. | M. Kholiq Labieb Fikri. | ||||||||
5. | Sumaya Ahida Fikri. | ||||||||
6. | Afifa Thohiro Fikri. | ||||||||
7. | Unwah Dzakiy Umam Fikri. | ||||||||
Partai | : | PKS. | |||||||
Komisi | : | VIII (agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan). | |||||||
Pendidikan | : | 1. | SD Negeri 3 Slawi. | ||||||
2. | SMP Negeri 1 Slawi. | ||||||||
3. | SMA Negeri 1 Slawi. | ||||||||
4. | Sarjana Pendidikan Teknik Elektro IKIP Semarang. | ||||||||
5. | Magister Management UMS Solo. | ||||||||
6. | Kandidat Doktor Ilmu Lingkungan di Undip Semarang. | ||||||||
Jabatan | : | 1. | Ketua Umum DPW PKS Jawa Tengah. | ||||||
2. | Anggota DPR RI Fraksi PKS. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar