Penerus Perjuangan Soekarnoisme
Namanya PUAN MAHARANI. Lengkapnya Puan Maharani Nakshatra Kusjala Devi. Perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973, ini anak pertama dari pasangan almarhum Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri. Namanya semakin dikenal setelah menjabat Ketua DPR RI.
Pendidikan
Lulus SMA (1991) Puan Maharani melanjutkan pendidikan di Jurusan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Mendapat gelar Sarjana Sosial tahun 1997. Terakhir menerima anugerah Doktor Honoris Causa (DHC) dari Universitas Diponegoro Semarang dalam bidang kebudayaan dan kebijakan pembangunan manusia.
Terjun ke politik
Puan lahir dari keluarga politikus. Maka tidak aneh jika sejak kecil sudah akrab dengan kehidupan politik. Simbul-simbul negara dan lambang partai menjadi pemandangan sehari-hari. Darah politiknya mengalir deras kepada dirinya dibanding kepada anak-anak Megawati yang lain. Ia mulai aktif berkiprah di politik pada usia 33 tahun. Ia bergabung dengan partai ibunya, Megawati Soekarnoputri.
Sejak SD, SMP, SMA, sampai kuliah, Puan selalu menyaksikan kerasnya perjuangan kedua orang tuanya yang sama-sama di politik terutama di zaman Orde Baru. Bahkan tidak sekedar menyaksikan, tapi ia juga ikut keliling dan mendampingi ibunya saat melawan kekuasaan Soeharto, presiden RI ke-2. Terutama peristiwa kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) 1996. Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (cikal bakal PDIP) jadi rebutan.
Anggota DPR
Sebenarnya, ketertarikan Puan terjun di dunia politik diawali dengan kiprahnya menjadi anggota DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sekira tahun 2006.
Setelah teruji dan matang secara organisatoris Puan menjajal peruntungan di Senayan sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2009 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah. Ia meraih suara terbanyak kedua di tingkat nasional sehingga bisa menjadi anggota DPR RI. Di usia 36 tahun ia dilantik menjadi anggota DPR RI 2009-2014. Sejak itu kariernya terus menanjak. Ia didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR RI tahun 2012-2014 menggantikan seniornya Tjahjo Kumolo. Pemilu berikutnya ia terpilih kembali menjadi anggota DPR RI.
Kematanganya berpolitik dilanjutkan dalam struktur partai. Puan ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar lembaga DPP PDIP. Puncaknya, saat Pemilu 2014, ia tunjuk sebagai panglima perang partai. Luar biasa. Ia berhasil memenangkan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014 dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2014.
Menko PMK
Pada Pemilu 2014 meskipun terpilih lagi menjadi anggota legislatif Puan memilih mundur dari Senayan karena ditunjuk Jokowi menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Ia menjadi Menko termuda karena usianya pada saat itu masih 41. Sosok kepemimpinannya sebagai Menko PMK tidaklah mengecewakan. Banyak kerja dan prestasi yang memberikan sumbangsih besar pada pembangunan nasional.
Sebelumnya banyak orang yang mengkhawatirkan/ meragukan, bahkan nyinyiri, kemampuanya dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK. Tapi kemudian ia mampu membuktikan, bahwa kepemimpinannya sebagai Menko PMK tidaklah mengecewakan. Banyak kerja dan prestasinya yang memberikan sumbangsih besar pada pembangunan nasional. Dulu, untuk menanggapi segala bentuk sinisme dan sikap skeptis yang bermunculan, ia hanya berkata, “Berikan saya kesempatan!”.
Kesempatan itu dipergunakan Puan untuk bekerja, mengabdi pada bangsa dan negara. Mengedepankan integritas, etos kerja, dan mengutamakan gotong-royong adalah ciri khas kerjanya dalam memimpin Kemenko PMK. Sehingga kerja koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian program atau kebijakan yang menjadi tugas utamanya dapat dilakukan dengan baik. Kemampuan inilah yang luput dari bacaan orang-orang yang mengkhawatirkan kinerjanya sehingga menilainya hanya berdasarkan asumsi negatif seperti titipan, pesanan.
Berhasil
Keberhasilan Puan dalam memimpin Kemenko PMK serta 8 kementerian yang berada di garis koordinasinya bisa dilihat dari beberapa pencapaian gemilang. Angka kemiskinan dan pengangguran menurun. Tingkat kesejahteraan rakyat meningkat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat bersama angka ketimpangan sosial yang semakin menurun. Kerjanya untuk kesejahteraan rakyat, pemberdayaan rakyat, dan pembangunan karakter mampu menyasar langsung kebutuhan rakyat pada lapisan bawah sekaligus memberikan pengaruh yang siginifikan terhadap pembangunan.
Lalu, apa yang melatarbelakangi keberhasilannya?
Pertama, tentu saja kemampuan. Memimpin itu soal kemampuan untuk mengorganisasikan, mengoordinasikan, dan mengorkestrakan segala potensi yang dimiliki. Beberapa kali mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari BKN (Badan Kepegawaian Negara) dan Situs Pemerintah Paling Progresif. Kemampuan itu tidak diperoleh secara instan, melainkan melalui tangga-tangga perjuangan yang melelahkan. Ia melakukan proses dan penempaan sebelum akhirnya terjun sebagai politisi. Pengalamannya jelas. Kesemuanya menjadi instrumen dalam membentuk kemampuan dan mentalitasnya dalam memimpin.
Kedua, faktor politik. Diakui atau tidak, Puan adalah politisi berpengaruh di PDIP, penerus “trah” biologis dan ideologis Soekarno, sekaligus putri dari Megawati Soekarno Putri. Di antara cucu Soekarno, Puan yang diklaim menjadi pengganti penerus perjuangan Soekarnoisme. Wajar hal itu terjadi pada dirinya. Ia adalah cucu Presiden Pertama RI, Soekarno, dan anak Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Meski tidak sempat mengalami sentuhan fisik kakeknya, Soekarno, tapi cerita-cerita langsung dari ibunya membuatnya menjadi sangat memiliki. Apalagi ibunya, terus berdiri mengurus PDIP hingga saat ini.
Realitas itu kemudian membuatnya disegani. Hal itu membuatnya bersyukur, karena tak semua orang ditakdirkan memiliki “faktor x” seperti dirinya. Namun tentu saja semuanya bergantung pada faktor yang pertama, yaitu kemampuan; sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Ketiga, keteladanan. Puan memberikan teladan dalam memimpin. Ketika berbicara integritas, ia membuktikan itu dengan perilaku anti-korupsi dan komitmen kerjanya. Namanya bahkan tak pernah disebut-sebut dalam kasus atau skandal korupsi. Ketika berbicara kesederhanaan, ia menunjukkannya dengan cara berpakaian yang sederhana (batik) dan menyukai kuliner lokal (Pempek Belida). Wanita yang enerjik dan suka melayani ini menjadi teladan bagi bawahannya atau kementerian di bawah koordinasinya untuk ikut bekerja bersama, bergotong royong mengabdi pada negara.
Sejatinya mudah untuk menilai keberhasilan Puan dalam memimpin Kemenko PMK, yaitu dengan memastikan kerja dan prestasinya. Banyak pencapaian kerja dan prestasi yang dihasilkan Kemenko PMK, sementara secara koordinatif dirinya bersama 8 kementerian lainnya bekerjasama untuk menyejahterakan dan memberdayakan rakyat serta membangun karakter bangsa. Semua itu dibuktikan dengan capaian yang luar biasa dalam membangun dan memajukan bangsa.
Ketua DPR RI
Di usianya yang relatif muda (46 tahun), karir politik Puan kian melesat dengan terpilihnya sebagai Ketua DPR untuk masa bakti 2019-2024. Penunjukan Puan sebagai Ketua DPR RI merupakan penugasan langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ini juga sekaligus menjadi tantangannya ke depan.
Rekor Muri
Puan mendapat 3 penghargaan dari MURI : (1) Sebagai perempuan pertama yang menjabat Menteri Koordinator, (2) Menteri Koordinator termuda, dan (3) perempuan pertama yang mimpin DPR.
Biodata
u Nama lengkap : Puan Maharai Nakshatra Kusjala Devi.
u Lahir : Jakarta, Kamis, 6 September 1973.
u Agama : Islam.
u Partai : PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).
Keluarga
u Ayah : Taufik Kiemas (alm).
u Ibu : Megawati Soekarnoputri.
u Suami : Happy Hapsoro.
u Anak : 2 orang (Praba Diwangkara Caraka Putra Soma dan Diah Pikatan Orissa Putri).
Pedidikan
u SD Perguruan Cikini,198?
u SMP Perguruan Cikini, 1988.
u SMA Perguruan Cikini ,1991.
u Jurusan Komunikasi Massa, FISIP UI, Jakarta, 1997.
Karier
u Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, 2014-2019.
u Ketua DPP PDI Perjuangan Politik dan Hubungan Antarlembaga, 2010-2015.
u Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRRI, 2009-2014.
u Anggota DPR RI, Anggota Komisi VI, 2009-2014.
u Anggota BKSAP/Badan Kerjasama Antarparlemen, 2009-2014.
u Anggota Panja Komisi VI Bidang Investasi dan UKM, 2009.
u Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan dan Anak, 2005 – 2010.
u KNPI di Bidang Luar Negeri.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar