Jumat, 14 Desember 2018

Biografi Presiden RI Joko Widodo


https://www.indosport.com/multi-event/20180928/sambut-asian-para-games-2018-ini-mandat-presiden-jokowi

Ir. H. Joko Widodo
Presiden Idola Rakyat


Catatan Muhammad Anwari SN


Jokowi atau Joko Widodo adalah Presiden Indonesia ke 7 yang menjabat sejak 20 Oktober 2014. Sekarang ia tengah mempersiapkan diri maju ke pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo dua periode.

Semenjak terpilih sebagai Walikota Solo kemudian Gubernur DKI, puncaknya menjadi presiden RI, popularitas Jokowi terus melambung tinggi dan terus menjadi sorotan media karena prestasinya yang mengagumkan. Hal inilah yang membuat elektabilitas Jokowi tetap jauh di atas rival-rivalnya.

Berikut catatan singkat perjalanan hidup Jokowi dari lahir hingga menjabat presiden RI.

Bab 1
Masa Kecil Jokowi


Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Ia merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati. Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali.

Rumah Jokowi digusur
Di masa kecilnya, Jokowi sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Rumah petak sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, Surakarta, digusur dan dijadikan pusat jasa travel. Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai bergaul.

Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Hal itu memengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya setelah menjadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta saat harus menertibkan permukiman warga.

Banyak yang mengenal Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi dari kedua orang tuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.

Sekolah jalan kaki
Selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, SDN 111 Tirtoyoso Solo. Karenanya ia sangat bangga saat mempunyai sepeda baru. Kala itu lokasi sekolah tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga berjalan kaki pun tidak menjadi masalah. Bakti kepada orang tua ditunjukkan tak hanya lewat sikap, namun juga sejumlah prestasi.

Kesulitan jadi inspirasi
Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun.

Riwayat sekolah
Prestasi Jokowi ternyata sudah diawali sejak duduk di SDN Tirtoyoso 111, Jl. Tirtonadi 1, Gilingan, Banjarsari, Solo. Menurut Kepala SDN Tirtoyoso 111, Martharini Christiningsih, Jokowi layak pantas jika masuk ke jurusan IPA ketika di bangku SMA dan perguruan tinggi. Nilai ujian akhir sekolah, mendapat nilai 9 pada tiga mata pelajaran. “Berhitung (sekarang matematika, red) dapat 9, IPA 9, PPKn juga 9,” kata Martha saat ditemui wartawan Tribun di kantornya, Senin (16/5/2016).


Kepala SDN Tirtoyoso 111, Martharini Christiningsih, menunjukkan ijasah SD Presiden Joko Widodo. Senin (15/5/2016). Foto : TRIBUNSOLO.COM/BAYU ARDI ISNANTO.



Foto Presiden Joko Widodo dipajang di tembok luar kelas di SDN Tirtoyoso 111, Jl Tirtonadi, Solo. Foto : TRIBUNSOLO.COM/BAYU ARDI ISNANTO.


Sejarah Jokowi di sekolah tersebut dijadikan sebagai penyemangat murid-murid. "Kita pasang foto Pak Jokowi di beberapa tempat di sekolah, biar anak-anak semangat belajar," kata dia.

Hanya, kata dia, sejarah tersebut ternyata tidak terlalu mendongrak jumlah anak yang mendaftar di SD bekas Jokowi bersekolah itu.

Setelah lulus SD (1973), Jokowi melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika lulus SMP, ia sebenarnya ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal. Tapi kemudian bisa diterima di SMA Negeri 6 Surakarta. Kemudian kuliah di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hingga meraih gelar insinyur (1985).

Bekerja di pabrik kertas
Setelah lulus sarjana kehutanan (1985), Jokowi bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusi di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Tugasnya keluar masuk hutan menanam pohon. Pekerjaan ini dijalaninya selama dua tahun.

Usaha kayu
Namun Jokowi lama-lama merasa tidak betah bekerja di hutan. Akhirnya pulang menyusul istrinya (Iriana) yang sedang hamil tujuh bulan. Menjelang 1990 di Solo ia bekerja di perusahaan mebel milik pakdenya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Di perusahaan yang sering mengekspor mebel ke Eropa ini ia menimba ilmu. Setelah setahun ‘ngenger’ di pamannya, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri. Ayahnya memberi modal Rp. 15 juta dari meminjam bank. Ia menyewa kios kecil di kawasan Kadipiro dan dibantu 3 pekerja. Usaha furniturnya diberi nama CV Rakabu yang diambil dari nama anak pertamanya, Ghibran Rakabuming. Di awal usaha sempat sepi. Mulai dibanjiri pesanan setelah menerapkan teknik pemasaran dari rumah ke rumah. Tidak lama kemudian bisnis kayu jatinya mengalami masa kejayaan.

Kena tipu
Namun bisnis CV Rakabu tak sepenuhnya berjalan sukses. Jokowi pernah tertipu order Rp 30 juta dari sebuah perusahaan di Jakarta. Namun, pengalaman ini tak menyurutkannya.

Perum Gas Negara
Angin segar berhembus ketika pemerintah mencanangkan program 'Ayah Angkat-Anak Angkat' untuk perusahaan. CV Rakabu menemukan ayah angkat Perum Gas Negara dan mendapat pinjaman modal Rp 500 juta. Lewat dana pinjaman inilah, Jokowi membuktikan pilihannya pada bisnis furnitur tidak salah. Ia mulai “injak gas”. Ia menambah karyawan dan memperluas jaringan pasar dengan rajin berpameran di luar negeri. Berbagai pesanan furnitur datang dari dalam dan luar negeri. Tahun 1991 ia mulai mendapat pesanan dari luar negeri sebanyak satu kontainer. Sejak itulah pesanan dari luar negeri terus mengalir. Untuk memuluskan tingginya permintaan ekspor, ia menaikkan status CV Rakabu menjadi Perseroan Terbatas (PT). Tidak sampai lima tahun perusahaannya sudah membesar. Ia memiliki ribuan karyawan. Selain di Solo ia punya pabrik di Sukoharjo, Sragen, dan Boyolali. Mebelnya dipasarkan sampai ke Eropa.


Omzet
Mengutip informasi dari lini masa, omzet Rakabu tahun 2008 sebesar Rp 6,09 miliar. Tahun 2010 meningkat menjadi Rp 6,1 miliar. Rakabu memang sempat mengalami penurunan omzet pada 2009 sebesar Rp 5,76 miliar.

PT Toba Sejahtera
PT Rakabu, semakin membesar setelah mendapat pinangan dari PT Toba Sejahtera (perusahaan milik Jenderal Purnawirawan TNI Luhut Panjaitan) untuk mendirikan usaha patungan. Pada Maret 2007, dua perusahaan itu resmi berkongsi dengan nama PT Rakabu Sejahtra. Komposisi sahamnya 51 persen dipegang keluarga Jokowi dan 49 persen oleh Luhut. Saat ini perusahaan itu per bulan mengekspor puluhan kontainer mebel ke luar negeri.

“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” kata Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Katanya, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, ia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Ketika sudah menjabat Walikota Solo kartu namanya masih menggunakan Jokowi. Belakangan ia mengecek, orang yang punya nama Joko Widodo di Solo ada 16 orang. Akhirnya nama panggilan Jokowi populer sampai sekarang.

Asmindo
Keberhasilan Jokowi di bisnis furnitur ini mulai menarik perhatian kalangan pengusaha mebel. Ia sempat ditunjuk menjadi Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komda Solo pada Juli 2002. Dari sinilah nama Jokowi mulai terdengar di kalangan pelaku usaha sampai akhirnya dipinang PDI Perjuangan menjadi calon walikota Solo pada 2014. Tepatnya tiga tahun berselang ia resmi menjadi walikota Solo.


Bab 2
Walikota Terbaik Nomor 3 Sedunia


Ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuannya; bahkan hingga saat terpilih. Pilkada pertama hanya memperoleh suara 37 %, menang tipis. “Wong saya bukan orang terkenal. Yang lain terkenal semua, saya enggak. Tapi kelihatannya masyarakat sudah malas dengan yang terkenal. Mau coba yang enggak terkenal,” kata pria yang pernah berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini. Namun setahun setelah menjabat walikota sudah banyak prestasi yang diukirnya.


Pecat lurah dan camat
Jokowi sosok pemimpin yang bekerja keras demi kepentingan masyarakat. Ia tidak segan-segan memecat bawahannya yang mencoba menghambat program kerjanya. Demi lancarnya distribusi KTP Elektronik, ia pernah memecat tiga lurah dan satu camat. Ketika rapat membahas KTP Elektronik diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Besoknya ketiga lurah itu sudah tidak menjabat. Waktu rapat dengan lima camat, ada satu camat sulit diatur, camat inipun langsung dipecat. Nyatanya, setelah lurah dan camat bermasalah itu dipecat, sistemnya bisa jalan, masyarakat menjadi lebih mudah mengurus KTP. Pada awal-awal Solo dipimpin Jokowi, seluruh kecamatan sudah seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai Perda, Rp 5.000.


Taman Banjarsari
Tahun 2005 ketika baru dilantik menjadi Walikota Solo, Jokowi membentuk sebuah tim kecil untuk mensurvei keinginan warga Kota Solo. Dari hasil survei ditemukan bahwa kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima (PKL) yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan.

Jokowi memang sudah mempunyai program untuk menjadikan Solo layaknya Singapura, sebuah kota yang bersinar dengan wisata belanjanya. Karena itu ketertiban, kebersihan dan keindahan kota menjadi kunci utama. Namun hasil survei tersebut membuat Jokowi menghadapi dilema. Di satu sisi ia menjabat walikota masih baru dan tidak ingin memancing konflik dengan para PKL di awal masa kepemimpinannya. Namun di sisi lain ia tidak dapat menutup mata untuk merespons keinginan sebagian masyarakat Solo yang ingin para PKL dipindahkan dari jalan-jalan dan taman.

Pengalamannya sebagai pengusaha yang sudah 18 tahun menggeluti mebel, Jokowi memiliki strategi lobi dan negosiasi bisnis yang disebutnya “lobi meja makan”. Strategi ini kemudian dilakukan sebagai bentuk komunikasi politiknya. Targetnya adalah para PKL di daerah Banjarsari, kawasan elite di Solo.  Di sana, terdapat 989 pedagang yang bergabung dalam 11 paguyuban. Kemudian para koordinator paguyuban diundang makan siang dan malam di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota. Namun pada pertemuan pertama belum ada pembicaraan mengenai relokasi. Jokowi memang belum menyinggungnya. Ia beranggapan, hal itu belum waktunya disampaikan. Diajak makan dan bicara sampai 54 kali selama tujuh bulan lamanya. Akhirnya, mereka mau pindah. “Enggak usah digebukin,” lanjutnya.

Kenapa proses dialog itu membutuhkan waktu sampai tujuh bulan? “Kita melihat-lihat angin, lah,” katanya. Pertama kali diajak dialog para pedagang barang bekas itu semuanya langsung pasang spanduk. Pokoknya kalau dipindah, para pedagang akan berjuang sampai titik darah penghabisan, bahkan mereka menyiapkan bambu runcing dan mengancam membakar balai kota. Di Solo, ancaman bakar bukan sekedar “gertak sambal”. Sejak dibangun, kantor Walikota Solo sudah dua kali dibakar, yakni pada tahun 1998 dan 1999. Sebenarnya secara kultural, masyarakat Solo dikenal lembut dan santun. Namun diakui, masyarakat Solo juga sangat mudah terbakar emosinya.

Situasi panas terjadi sejak pertemuan pertama sampai pertemuan ke-30. Pada pertemuan ke 30-50 baru bisa berbicara. Pada jamuan ke 54, di mana saat itu semua PKL yang hendak dipindahkan hadir, Jokowi mengutarakan niatnya untuk merelokasi mereka. Mereka butuh apa, mereka ingin apa, mereka khawatir mengenai apa, semua dibicarakan. Tidak ada satu pedagang pun yang menolak. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk menuju wilayah baru. Jokowi menyediakan tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, diperlebar.

Yang sulit itu, menurut Jokowi, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang lama. Jawaban Jokowi, “Rezeki yang atur di atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, koran lokal, dan pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah. Pada saat mereka pindah Jokowi menyiapkan 45 truk. Ia menunggui mereka selama dua hari. Mereka pindah sendiri-sendiri. Pindahnya dari tempat lama ke tempat baru dikirab dengan prajurit keraton. Ini yang enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol kemakmuran. Artinya, pindahnya senang dan tidak terpaksa. Tempat yang lama sekarang sudah jadi ruang terbuka hijau kembali. Ini langkah yang tergolong fenomenal yang pernah dilakukan Jokowi dalam hal merelokasi pedagang barang bekas, hampir tanpa gejolak. 

Mereka setuju dengan kebijakan yang diambil Jokowi karena mereka mendapatkan tempat baru untuk berdagang. Para pedagang hanya akan membayar biaya retribusi sebesar Rp 2.600 perhari di tempat baru yang suasananya lebih bagus dari pada di tempat sebelumnya. Dengan retribusi sebesar itu, modal pemerintah sebesar Rp 9,8 miliar untuk membangun lokasi baru diperkirakan dapat kembali pada kurun 9 tahun.

Saat relokasi dilakukan, Jokowi menggelar arak-arakan sepanjang jalan menuju Pasar Klitikan dengan iringan musik “kleningan” khas Solo.

Setelah eks-PKL Banjarsari pindah, Jokowi sudah tidak mengalami kesulitan lagi untuk meyakinkan yang lain. Hasilnya, Jokowi berhasil menata ulang pasar di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura. Cukup tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Selama memimpin kota Solo sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar baru di tujuh lokasi. Jika dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar. Dulu, ketika Jokowi masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, bisa meningkat menjadi Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, advertising Rp 4 miliar, parkir hanya Rp 1,8 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Itu bisa tercapai karena pedagangnya banyak sekali. Ini yang harus dilihat. Menurut Jokowi, asal manajemennya bagus, tidak rugi bangun pasar. Masyarakat pedagang terlayani, Pemkot mendapat income seperti itu.

Sementara kalau mal, paling hanya bayar IMB saja, Pemkot mau tarik apa? Makanya, mal oleh Jokowi sengaja dibatasi. Begitu juga hypermarket, bahkan minimarket sudah distop izinnya.

The Spirit of Java
Dalam membangun Kota Solo Jokowi banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa.

Tuan rumah konferensi dunia
Sebagai tindak lanjut branding Jokowi mengajukan Surakarta menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah konferensi organisasi tersebut pada Oktober 2008. Sebelumnya tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Tahun berikutnya, 2008, FMD diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Berkat prestasi tersebut, Jokowi terpilih menjadi salah satu “10 Tokoh 2008” oleh Majalah Tempo.


https://nusantaranews.co/ziarah-situs-sejarah-benteng-vastenburg-surakarta/


Penghargaan World Mayor
Ketika sudah menjabat 1,5 tahun Gubernur DKI, Jokowi menerima kabar dirinya masuk nominasi penghargaan walikota terbaik dunia: "World Major 2014."

Pemilihan wali kota terbaik dunia ini digelar The City Mayors Foundation, sebuah yayasan walikota dunia berbasis di Inggris. Yayasan internasional ini fokus terhadap isu-isu perkotaan. Anggota yayasan ini para profesional yang bekerja sama di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia, serta Afrika, untuk mempromosikan kota-kota yang kuat dan makmur dengan dukungan pemerintahan kota yang baik.

Jokowi terpilih sebagai walikota terbaik ketiga sedunia dalam pemilihan World Mayor Project 2012. Situs resmi World Mayor Project menyebut keberhasilannya mengubah Surakarta dari kota yang banyak tindak kriminal menjadi pusat seni dan budaya. Tidak itu saja. Jokowi juga berhasil menarik turis internasional untuk datang ke Solo. Terkait penghargaan itu, Jokowi mengaku hal itu sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengaku tidak mengejar penghargaan. Yang menjadi prioritasnya hanyalah bekerja untuk rakyat. Ia mengaku tak pernah mikir penghargaan itu. Saya itu hanya bekerja karena saya memang disuruh bekerja untuk masyarakat. Diberi ya diterima, tidak juga ga pa pa. Saya kira penilaian itu ada di masyarakat. Tugas saya hanyalah bekerja," katanya.

Dari sejumlah nama walikota di penjuru dunia yang masuk sepuluh besar, Jokowi masuk di peringkat tiga, di bawah Azkuna walikota Bilbao Spanyol dan Lisa Scaffidi walikota Perth Australia.


Bersih tanpa korupsi
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Solo Hilmi Ahmad Sakdillah pernah mengatakan, semasa menjabat sebagai Walikota Solo Jokowi telah berhasil mengubah Solo menjadi kota yang bersih. Dengan slogan "Berseri Tanpa Korupsi" Jokowi mampu menciptakan sistem pemerintahan Solo terhindar dari praktik korupsi. “Bahkan, program Jokowi dapat dinikmati semua warga Solo sekitarnya termasuk warga NU,” katanya di Solo, Minggu 8 Juni 2014.

PAD Solo
Selama kurun waktu 2005-2012, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Solo terus naik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, pada tahun 2009 PAD Solo Rp 101 miliar. Pada tahun 2011 naik menjadi Rp 181 miliar. Oleh karena itu dalam Pilkada Walikota Solo, Jokowi mendapat suara 90 persen lebih dari rakyat Solo walau tanpa kampanye.

Walikota dua periode
Sebetulnya Jokowi tidak bersedia dicalonkan lagi menjadi Walikota Solo. Ia berencana mau balik ke habitatnya, tukang kayu. Tapi malah setiap hari datang berbondong-bondong berbagai kelompok mendorongnya mencalonkan diri lagi menjadi Walikota Solo. Kata Jokowi, “Mereka mengatakan, ini suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti, pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87 persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi”. Akhirnya ia berani mencalonkan diri lagi.

Perseteruan dengan Bibit Waluyo
Selama memimpin Kota Solo Jokowi sempat menghadapi tantangan cukup berat. Ia sempat berseteru dengan atasannya sendiri, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, gara-gara ia dengan tegas menolak rencana pembangunan mall di atas lahan bangunan kuno bekas pabrik es Saripetojo,  Kampung Jantirejo, padahal pihak Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo telah menyetujuinya. Alasan Jokowi nekat menolak pembangunan mall di lokasi tersebut karena keberadaan mall di sana dikhawatirkan akan menggerus rezeki rakyat kecil yang sudah puluhan tahun berdagang di sekitar lokasi tersebut, dan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan kuno (didirikan tahun 1888) sehingga layak dijadikan cagar budaya.

Dalam kesehariannya, Jokowi kelihatan seperti sosok yang lugu, murah senyum dan tawa, tetapi begitu menghadapi persoalan serius, apalagi menyangkut kepentingan rakyat banyak (rakyat kecil), jiwa kepimpinannya langsung muncul. Prinsipnya tak tergoyahkan untuk tetap tidak mengizinkan pembangunan mall di lokasi tersebut, meskipun Gubernur Bibit Waluyo sampai murka dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada Jokowi di depan umum.

Metro TV merekam kata-kata kasar Gubernur Bibit Waluyo pada 27 Juni 2011: Walikota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang. Sekali lagi saya tanya, Solo itu masuk wilayah mana? Siapa yang mau membangun?” amuk Bibit Waluyo ketika itu.

Merespon makian Gubernur Bibit Waluyo kepada dirinya dengan kata-kata kasar, “Walikota Solo yang bodoh” itu, Jokowi dengan tenang mengatakan, “Saya memang bodoh, dari dulu saya itu bodoh. Saya juga heran kenapa rakyat memilih orang bodoh jadi walikotanya sampai dua periode. Meskipun kelihatan tenang, tetapi dari raut muka dan intonasi kalimat yang diucapkan kedengarannya Jokowi tersinggung dan marah juga disebut “bodoh” di depan umum seperti itu. Tetapi, responnya atas pernyataan kasar Gubernur Bibit Waluyo itu sungguh telak menyerang balik Bibit Waluyo. Kata Jokowi, “Saya juga heran kenapa rakyat memilih orang bodoh jadi walikotanya sampai dua periode”. Dan, memang rakyat Solo ketika itu ramai-ramai mendukung Jokowi, dan marah kepada Bibit Waluyo yang telah mengata-ngatai Jokowi seperti itu.

Ketidaksukaan Bibit terhadap Jokowi berlanjut saat Jokowi berhasil mempopulerkan Mobil Esemka Rajawali buatan anak-anak SMK di Solo. Bibit sebagai Gubernur Jawa Tengah bukan memberi apresiasi, tetapi malah mencela. "Wis ora usah cari muka. Mobil kuwi ora gampang, wis laik jalan durung, mengko yen sembarangan yen nabrak kebo piye (Tidak usah cari muka. Mobil itu untuk bisa layak, aman dikendarai tidak mudah. Nanti kalau nabrak kerbau gimana?)." Kira-kira demikian, kalimat sinis yang pernah meluncur dari Bibit saat itu.

Sikap Bibit seperti itu mengundang amarah publik. Melalui jejaring sosial, Bibit diserang habis. Perilaku Bibit yang dinilai banyak orang arogan dan iri hati itu tidak mencerminkan perilaku pemimpin.

Tetapi, dasar Bibit arogan, responsnya tetap terlihat dingin. Dalam kacamata psikologi, arogansi Bibit itu bisa pertanda menutupi kekurangannya. Faktanya, dalam segala hal, Bibit memang kalah dari Jokowi. Tidak berprestasi. Orang yang agresif menutupi ketidakmampuannya dengan sikap arogan, sebaliknya pribadi yang minder menutupinya dengan pendiam.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyebut Walikota Solo, Joko Widodo, sebagai pribadi yang bodoh karena melawan Gubernur dalam pembangunan. Dampak dari pernyataan itu, warga Solo meradang dan membuat petisi menolak Bibit Waluyo datang ke Solo.

Seperti pernah diberitakan Koran Tempo suplemen Jawa Tengah, Senin (27/6/2011), Bibit usai peresmian jembatan di Magelang mengatakan Joko Widodo bodoh karena berani menentang kebijakan Gubernur Jateng dalam rencana pembangunan mal di tanah eks bangunan pabrik es Saripetojo di Solo. Bibit bersikeras rencana pembangunan mal harus diteruskan.

Atas pernyataan itu, Forum Komunitas Masyarakat Solo (FKMS) menilai Bibit arogan dan otoriter. Pernyataan itu melukai hati masyarakat Solo yang telah memilih Jokowi sebagai walikota bahkan dengan suara 90,8 persen pemilih Solo. Karena itulah FKMS, Senin (27/6/2011), menyatakan mosi tidak percaya terhadap Bibit Waluyo selaku Gubernur Jateng. Mereka menyatakan akan menolak Bibit Waluyo masuk Solo dan menyerukan seluruh masyarakat Jateng menurunkan Bibit dari jabatannya sebagai gubernur.

Tanggapan keras juga muncul dari internal PDIP, partai yang dulu mencalonkan Bibit Waluyo sebagai Gubernur Jateng. Sekretaris DPC PDIP Kota Surakarta, Teguh Prakoso, dengan tegas menyatakan penyesalannya secara pribadi dulu telah memilih Bibit sebagai gubernur. Ketua DPRD Kota Surakarta, YF Sukasno, juga mengatakan hal serupa. "Orang itu (Bibit Waluyo -red) tak tahu diri. Dulu kita-kita ini harus mengeluarkan uang pribadi masing-masing untuk membiayai kampanyenya sebagai Calon Gubernur. Tapi sekarang seperti ini balasannya untuk Kota Solo," ujar Wakil Ketua DPC PDIP Surakarta tersebut.


Bab 3
Gubernur Terbaik Tingkat Dunia

Tahun 2012 Jokowi dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Gubernur DKI Jakarta dan berhasil. Kebijakannya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta banyak yang bersifat populis, seperti Kampung Deret, Kartu Jakarta Sehat, dan Kartu Jakarta Pintar. Program yang didahulukan adalah bantuan sosial melalui Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, dan menjalankan pembenahan saluran air di DKI Jakarta.

Kartu Jakarta Sehat
Saat menjabat Gubernur DKI, bersama wakilnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Jokowi memberikan layanan kesehatan gratis bagi warga Jakarta yang kurang mampu melalui program Kartu Jakarta Sehat untuk 4,7 juta jiwa. Ini diiringi kewajiban rumah sakit swasta untuk menambah kelas 3 perawatan sebanyak 40 %.


Kartu Jakarta Pintar
Di bidang pendidikan, Jokowi memberi dana bantuan pendidikan pada 320 ribu pelajar melalui program Kartu Jakarta Pintar. Dengan sejumlah gebrakan itu, tak mengherankan Jokowi kembali mendapat penghargaan sebagai kepala daerah terbaik tingkat dunia.


Jokowi juga melakukan penambahan armada Transjakarta dan peremajaan bus kecil. Ia juga mengupayakan pengambilalihan pengeloaan Sumber Daya Air melalui akuisisi perusahaan asing yang mengelolanya selama ini.


Lelang Jabatan
Jokowi berperan dalam mengurangi diskriminasi dan nepotisme dalam jenjang karier pegawai negeri sipil di DKI Jakarta melalui penerapan lelang jabatan.


Di masa pemerintahannya, Jokowi sempat mengadakan beberapa event kreatif seperti Jakarta Night Festival, Pesta Rakyat, dan Festival Keraton seDunia. Ia juga memperbaiki kebersihan lingkungan di Jakarta, antara lain dengan melarang atraksi topeng monyet.

Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi meneljit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang ditunjukkan melalui program blusukan untuk memeriksa keadaan di lapangan secara langsung.


Waduk Pluit
Waduk Pluit dulunya dihuni 1.600 pemukim liar sehingga menjadikan dangkal dan tak efektif membendung banjir Jakarta. Jokowi melakukan pembenahan. Ribuan pemukim itu tidak digusur secara paksa seperti gubernur-gubernur sebelumnya. Melainkan direlokasi ke sejumlah rumah susun. Alhasil perpindahan itu tak menimbulkan gejolak. Bahkan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sempat terkejut tahu Jokowi bisa merubah tempat yang dulu kumuh menjadi waduk yang asri dan menjadi taman kota yang sehat bagi anak-anak.

"Dia (Mark Rutte) kaget ketika saya mengatakan sudah memindahkan 1.600 kk," kata Jokowi, di Pluit, Jakarta usai melakukan peninjauan Waduk Pluit dengan PM Belanda didampingi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Kamis 21 November 2013.

PKL Tanah Abang
Pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang sebelumnya banyak yang berjualan di tepi jalan sehingga memacetkan lalu lintas di kawasan itu. Jokowi berhasil membujuk mereka untuk pindah. Ia berhasil memindahkan ratusan PKL tanpa kekerasan ke Blok G Pasar Tanah Abang. Di sana para PKL diberi tempat yang layak dan uang sewa yang murah. Akibatnya jalan Tanah Abang yang sejak beberapa gubernur sebelumnya terkenal macet oleh PKL, berhasil dibuat lancar.

Banyak hal yang bisa diperlihatkan bagi yang mau menyimak tentang prestasi Jokowi sewaktu menjabat Gubernur DKI Jakarta dari mulai bekerja hingga harus cuti karena maju sebagai calon presiden. Yang pertama dan paling banyak bisa dilihat dalam program Penataan Kampung, Penataan Pasar dan Pembuatan Rumah Susun. Di antaranya, penataan dan pengisian Rumah Susun Marunda dan Muara Baru, pembangunan 200 rumah susun di Pulo Gebang, pembangunan Kampung Deret Tanah Tinggi, penataan kampung Cakung Barat, pembangunan Rusunawa di Rawa Bebek, dan pembangunan 8 blok Rumah Susun Daan Mogot.


Bab 4
Presiden Idola Rakyat



Tanggal 14 Maret 2014 Megawati menulis surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden. Lalu Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat.

Jokowi naik motor trail saat kunjungan kerja di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Ia bersama rombongan mengendarai motor trail guna meninjau tambak udang dan lahan hutan mangrove.


Setelah terpilih jadi presiden RI Jokowi memiliki kelebihan yang teramat sangat dasyat dan luar biasa. Sederet prestasi untuk negeri ini seperti tiada usai diceritakan. Di bahwa kepemimpinannya Indonesia berhasil masuk dalam 16 negara dengan ekonomi kuat. Sebelumnya apa pernah terjadi? Kemudahan birokrasi, perhatian ke desa-desa, pembangunan infrastruktur, pemerataan pembangunan untuk seluruh wilayah nusantara, keberanian merobohkan perusahaan-perusahaan penghisap harta negara, ketegasan menyingkirkan bawahan lembek kerja dan masih banyak lagi.

KTP
Bagaimana masyarakat tidak membandingkan dan kemudian menilai Jokowi lebih baik, jika sebelumnya mengurus KTP (Kartu Tanda Penduduk) saja harus banyak amplop dibeli, diisi uang, diserahkan ke masing-masing meja. Kini mengurus KTP sangat mudah dan cepat, serta tanpa amplop berisi uang. Kini di jaman Jokowi ada E-KTP seumur hidup. Sehingga tidak akan ada lagi rumitnya memperpanjang KTP.

Kini para tikus birokrasi mulai mual-mual karena lahan pengerukan uangnya dibabat habis oleh Jokowi bersama segenap pejabat yang setia untuk memajukan negara. Mereka yang kerjanya di kantor hanya ongkang-ongkang saja dalam era Jokowi mesti bekerja, bekerja dan bekerja. Instrumen pengukur kinerja dibuat demi mengukur statistik serta grafik kinerja semua aparatur negara. Tidak akan ada lagi pejabat keluyuran ke pusat perbelanjaan, keluyuran dengan pasangan tidak sahnya ke hotel-hotel melati untuk ‘berdiskusi raga’ saat jeda bekerja. Jika membandel, maka satpol PP yang akan bekerja.

Tidak akan ada lagi para oknum pengajar yang tugasnya hanya memberi tugas kepada siswa dengan catatan, sementara gurunya ngopi di kantor atau malah asyik mainan HP atau malah jalan-jalan. Semua sudah diatur ditata oleh sistem pemerintahan Jokowi. Dalam sistem seperti ini masyarakat puas dan mendukung gerakan pemerintah.

Lihat pemerataan pembangunan yang dikerjakan Jokowi beserta perangkat pemerintahannya. Tanyakan kepada masyarakat Papua, apakah ada beda sikap pemerintahan Jokowi dengan pemerintah sebelumnya? Berapa kali presiden-presiden sebelumnya mengunjungi Papua? Tanyakan apakah ada presiden-presiden terdahulu yang membangun jalan lintas seperti yang dilakukan Jokowi beserta jajaran pemerintahannya? Ini semua adalah prestasi Jokowi.

Tanyakan kepada warga Papua, sebelum jaman Jokowi, berapa harga bahan bakar gas di sana? Bukankah harga bahan bakar di Papua ini yang dijadikan lahan mengeruk uang para bajingan Petral? Tidak ada satu pun presiden RI sebelumnya yang punya keberanian untuk menyikat Petral, bukankah hanya Jokowi yang berani? Tanyakan warga Papua, berapa jumlah ruas jalan dibangun selama puluhan tahun mereka bergabung dengan NKRI? Kemudian tanyakan apa yang sudah dikerjakan Jokowi? Pasti mereka akan tersenyum polos dan mengangkat dua jari tangan untuk Jokowi.


Tanjung Priok
Kondisi pelabuhan Tanjung Priok sebelum Jokowi tidak ada birokrasi yang jelas. Tanjung Priok penuh dengan preman yang menjadikan pekerjaan preman sebagai mata pencaharian. Keberadaan preman itu sangat meresahkan masyarakat. Di balik para preman di Priok dan di seluruh wilayah Indonesia kebanyakan ada oknum-oknum aparatur negara yang menjadi bekingnya.

Di jaman Jokowi semua diubah. Pelabuhan Tanjung Priok dirias dan ditata sedemikian rupa. Proses bongkar muat ditata. Sehingga lebih cepat dari sebelumnya. Biaya bongkar muat semakin sedikit. Itu menjadi kabar berita untuk para pengusaha, para sopir dan jasa angkutan. Jasa preman sudah mulai sirna. Di jaman Jokowi kapal-kapal ukuran besar bisa masuk dan ini menjadikan efisiennya biaya operasional.

Pembangunan jalan
Pembangunan jalan sebagai faktor penting pendukung gerakan ekonomi, sangat gencar dilakukan Jokowi. Ribuan kilometer akses jalan tol dibangun dan diselesaikan. Pembangunan tidak hanya ada di Jawa, namun di seluruh Indonesia karena bagi Jokowi yang orang Jawa, Indonesia bukan hanya Jawa. Bagi Jokowi, Indonesia adalah seluruh kepulauan nusantara. Semua itu masuk dalam pelukan pembangunan Jokowi.

Pembangunan waduk
Carilah informasi di google, berapa jumlah waduk yang dibangun di jaman Jokowi. Ia sadar, bahwa pangan menjadi kunci kemakmuran dan tidak akan ada kemakmuran jika tidak ada kecukupan pangan. Maka demi mendukung kemajuan pertanian, dibangunlah waduk-waduk demi pengaturan pengairan. Itupun juga menjadi fokus Jokowi.

Jurus gebug tendang
Bisa dibayangkan bagaimana lawan-lawan politik Jokowi. Lawan-lawan yang sejak Pilpres 2014 sudah mulai menyerang secara brutal dan membabi buta. Jokowi diam saja seolah tidak punya keberanian. Namun ternyata “jurus gebug tendang” itu benar-benar dimiliki Jokowi. Ia menggunakan jurus gebug tendang tidak sembarangan. Namun dengan perhitungan yang matang dan bekal ajian kesabaran yang luar biasa. Ia menggunakannya pada saat yang tepat. Kini semua itu dirasakan tepat dengan mulai mencuatnya hasil-hasil pembangunan.

Kini para lawan politik Jokowi malah sibuk menangkis serangan Jokowi. Mereka sibuk membuat berita hoax dengan berbagai tentara konyol dan kacangan bernama cyber army untuk menyerang Jokowi. Namun semuanya mental. Sebenarnya, fenomena hoax, serangan fitnah dan yang lain itu adalah wujud lain kegalauan dan kebaperan para lawan politik Jokowi melihat prestasi Jokowi yang bekerja dengan cinta untuk Indonesia.

Belum lagi ketika perangkat pemerintahan Jokowi juga semakin merapatkan barisan, khususnya Polri dan KPK. Polri bekerja trengginas, tidak peduli itu pejabat, anak pejabat, imam kecil, imam besar dan imam sangat besar sekali, jika melawan sistem pemerintahan, maka akan digebug dan ditendang. KPK juga begitu, tidak peduli apa dan siapa, asalkan melanggar, pasti sikat. Tidak peduli dia pejabat, ketua partai, korupsi besar atau kecil, di jaman Jokowi semua yang korupsi disikat.

Pemilu 2019
Menghadapi Pilpres 2019, lawan-lawan politik Jokowi semakin minder dan menggigil melihat setumpuk prestasi Jokowi. Ranah agama yang beberapa waktu lalu efektif menyerang Jokowi dan aparatur negara bersih sudah mulai ompong karena taringnya satu persatu dicopoti Jokowi. HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dibubarkan dan disertai ancaman, bahwa ormas sejenis yang menentang Pancasila, siap-siap disikat, digebug dan ditendang. FPI (Front Pembela Islam) juga sudah kebingungan karena “imam sangat besar sekali” mereka, Rizieq Shihab kini galau menghadapi sistem aparatur negara yang dipimpin Jokowi.

Akhirnya, ketulusan, kejujuran dan kebenaranlah yang akan kuat bertahan. Jokowi tetap teguh dan setia meniti jalur tulus, jujur dan benar. Ia dijaga kekuatan semesta yang tidak pernah mampu ditaklukkan oleh kekuatan apapun dan manapun. Ke depan, Indonesia akan semakin kokoh berdiri megah di antara bangsa-bangsa. Masyarakatnya semakin bangga menyebut dirinya orang Indonesia. Ingat, di balik semua itu ada sosok polos bernama Jokowi atau Joko Widodo. (an).



BIODATA

Nama lengkap : Joko Widodo.





Nama panggilan : Jokowi.






Nama kecil
: Mulyono.






Agama
: Islam.






Tempat lahir : Surakarta, Jawa Tengah.




Tanggal lahir : Rabu, 21 Juni 1961.





Zodiac
: Gemini.






Hobi
: Membaca, traveling, dan penikmat musik rock.


Partai politik : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.



Ayah
: Noto Mihardjo.





Ibu
: Sujiatmi Notomiharjo.




Istri
: Ny. Hj. Iriana Joko Widodo.




Anak
: 1 Gibran Rakabuming Raka.








2 Kahiyang Ayu.









3 Kaesang Pangarep.




Almamater
: Universitas Gadjah Mada.




Akun facebook : jokowi






Akun twitter : @jokowi_do2





Email
: jokowi@indo.net.id


















Pendidikan :









SD Negeri 111 Tirtoyoso, Solo.






SMP Negeri 1 Solo.








SMA Negeri 6 Solo.








Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Kehutanan, lulus tahun 1985.















Karir :










Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990).



Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta (1992-1996).
Ketua Asosiasi Permebelan danIndustri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007).
Walikota Surakarta (2005 - 2012).






Gubernur Jakarta (2012 - 2014).






Presiden Indonesia (2014 - 2019).



















Penghargaan :









Bintang Jasa Utama - Presiden Republik Indonesia.




Piala Citra Bhakti Abdi Negara (2008-2009-2010) – Presiden Rapublik Indonesia.

Agent of Change Kemandirian – Dompet Dhuafa.




Democracy Award : Manusia Bintang – RMOL.




Decade Award : Rising Leader – Men’s Obsession.




E-government – Kemkominfo.






Adiupaya Puritama – Kemenpera.






Best City Award – Delgosea.






Pengendali Inflasi – Bank Indonesia.





Tata Ruang Kedua Terbaik se Indonesia – Kementrian PU.



Top 50 Leaders dari Fortune.






Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan – Kemennaker.



Bung Hatta Anti Corruption Award – Meutia Hatta.




Anti Gratifikasi – KPK.







Program Perlindungan Anak – UNICEF Tahun 2006.




Walikota No. 3 Terbaik Dunia – The City Mayors Foundation.



Social Media Award – Majalah Marketing & Frontier Consulting Group.


10 Tokoh Pilihan Tahun 2008 – Tempo.





Tokoh Pluralis Tahun 2013 – Lembaga Pemilih Indonesia.



Tokoh Seputar Indonesia Tahun 2013 – Anugerah Seputar Indonesia.


Good Governance Award (20 September 2012) – Seogeng Soerjadi.


Pencapaian target MDGs untuk Program KJP dan KJS – Bappenas.


Pangripta Nusantara Utama – Bappenas.





Nominasi World Mayor Tahun 2012.































Sumber naskah :









https://seword.com/politik/prestasi-jokowi-dan-galaunya-lawan-lawan-politiknya/

https://www.merdeka.com/politik/ini-prestasi-jokowi-di-jakarta.html


https://www.kompasiana.com/danielht/bibit-waluyo-yang-tinggi-hati-dan-tidak-tahu-sopan-santun_55188f6f81331126699de750
https://www.kompasiana.com/suli15/jokowi-vs-bibit-waluyo_5518a1e8a333118407b66510

https://news.detik.com/berita/1669850/sebut-walikota-solo-bodoh-gubernur-jateng-akan-ditolak-masuk-solo
http://solo.tribunnews.com/2016/05/18/wow-jokowi-dapat-nilai-9-untuk-matematika-dan-ipa-jokowi-saat-lulus-sd













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...