Rabu, 17 Oktober 2018

Agus Sururi, S.Pd, M.MPar


Area Director of HR - InterContinental Hotels Group Indonesia / Director of HR InterContinental Bali.
Agus Sururi


HRD itu menarik dan menyenangkan

Agus Sururi lahir di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, dari keluarga petani yang sederhana. Semangatnya yang menyala-nyala membuatnya bisa merubah hidup menjadi seperti sekarang. Meski masa mudanya hidup dalam kesederhanaan, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar sarjana. Sekarang ia berhasil pula meraih cita-citanya. Agus menjadi sosok yang kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan di kota besar. Ia berharap buku ini bisa memotivasi adik-adiknya dan masyarakat luas. “Kami dari desa bisa berkarir dan menjadi orang yang bermanfaat buat masyarakat luas, maka yang dari daerah yang lebih maju mestinya lebih sukses lagi,” kata Agus Sururi.

Sebelumnya Agus Sururi pernah menjabat Director Human of Resources hotel Crowne Plaza Semarang yang dikelola jaringan grup hotel internasional yaitu InterContinental Hotels Group. Sekarang selain menjabat Area Director of Human Resources di InterContinental Hotels Group di Indonesia juga menjabat Director of HR InterContinental Bali.

Sebenarnya Agus menjabat Manajer HRD sejak 2003 tapi di perusahaan lain. Antara lain pernah bekerja di hotel yang ada di Surabaya dan Jakarta. Mulai 1 Maret 2012 pindah ke Crowne Plaza Hotel langsung menjabat Director of Human Resources. Sekarang Director of HR InterContinental Bali. Dari satu hotel ke hotel lain tentu ada perbedaan kultur. Tapi ia selalu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat bekerja yang baru. Ia senantiasa berusaha untuk bisa menjadi leader (pemimpin) yang bijak, dan leader yang efektif menghadapi berbagai situasi.

Target
Waktu menjabat di hotel Crowne Plaza Semarang Agus pernah berkata, bahwa sebagai manajer di sebuah hotel berbintang lima, ia selalu berjuang keras untuk bisa mencapai target perusahaan dari sisi pengelolaan SDM. Target perusahaan itu banyak sekali di antaranya adalah target financial, kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan kontribusi atau support terhadap masyarakat.

Guna pencapaian target itu di samping usaha dan kerja keras, Agus terus belajar antara lain dengan mengikuti pengembangan diri dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu (waktu di Semarang) di samping sudah menjabat sebagai Ketua HHRMA Jawa Tengah, ia juga bergabung di beberapa organisasi profesi pengelolaan SDM lainnya di Jawa Tengah, salah satunya di Paguyuban HRD Jawa Tengah (PHRD Jateng). Paguyuban ini anggotanya adalah para manajer HRD, praktisi HRD, dan konsultan SDM di berbagai perusahaan di Jawa Tengah.

 
  
Buat HHRMA (Hotel Human Resources Managers Association) Jateng, Agus punya target harus bisa menjadi organisasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM di lingkungan industri perhotelan atau Pariwisata di Jawa Tengah. Semua anggota HHRMA bisa bersinergi menjadi praktisi HRD yang bermanfaat dan efektif untuk mengelola SDM di masing-masing perusahaan. Sehingga akan menjadi organisasi yang bermartabat, memiliki manfaat, dikenal dan dicintai masyarakat industri perhotelan dan masyarakat luas. “Itu yang telah kami capai. Memang tidak mudah. Tapi dengan semangat kebersamaan akhirnya bisa menjadi sebuah kenyataan,” katanya.

Ia menjabat Ketua HHRMA Jawa Tengah sejak September 2016. Jabatan itu sekarang harus dilepas karena sudah ditugaskan di Bali. HHRMA Jateng hampir sama dengan Paguyuban HRD. Bedanya, kalau Paguyuban HRD Jawa Tengah anggotanya umum dan heterogen dari beragam Industri, sedangkan HHRMA homogen khusus dari dunia Industri hotel Jawa Tengah.

“Para HRD yang tergabung dalam HHRMA Jawa Tengah terus belajar dan bersatu meningkatkan kapasitas dan kontribusi terhadap SDM di hotel supaya pelangganya merasa puas. Sehingga akhirnya provinsi Jawa Tengah ini pariwisatanya bisa maju dan masyarakatnya semakin  sejahtera. “Maka menjadi Ketua HHRMA Jawa Tengah (waktu itu) buat saya adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat Jawa Tengah, sama seperti di Paguyuban HRD Jawa Tengah”. HHRMA sifatnya nirlaba yang fungsi utamanya adalah bagaimana kami dapat saling belajar, saling memberikan kontribusi kepada masyarakat luas di bidang manajemen SDM Perhotelan,” tuturnya.

Sudah banyak kegiatan yang dilakukan HHRMA Jawa Tengah antara lain mengadakan seminar mengenai manajer HRD yang efektif, seminar hubungan industrial dan personal branding, workshop, bakti sosial kepada masyarakat yang tidak mampu khususnya kepada panti asuhan dan kegiatan memberi informasi lowongan kerja di hotel-hotel Jawa Tengah secara rutin kepada masyarakat luas yang  sedang mencari kerja. Informasi ini disebarkan via jaringan komunikasi media sosial.

Selain itu masih ada kegiatan lain semacam Hotel skills competitions, sertifikasi kompetensi, HRD Award, dan Porseni antar hotel di Jawa Tengah, dll. Tujuannya mendorong  para Manajer HRD Hotel di Jawa Tengah untuk menambah kapasitas dan kualitasnya. Sehingga betul-betul memiliki daya dan kapasitas untuk memberikan kontribusi yang positif kepada pencapaian target bisnis di masing-masing perusahaan. Dengan demikian diharapkan memberi efek positif kepada peningkatan ekonomi di Jawa Tengah. Kesejahteraan masyarakat  di Jawa Tengah akan ikut terangkat dengan majunya sektor pariwisata dan perhotelan di provinsi ini. Inilah esensi  tugas atau tujuan didirikannya  HHRMA di Jawa Tengah.

Gambar : Agus atas nama Management Crowne Plaza Semarang, menerima Piagam Penghargaan sebagai hotel dengan fasilitas dan Pelayanan terbaik bagi Crowne Plaza Semarang tahun 2017

Agus mulai aktif di Paguyuban HRD Jawa Tengah tahun 2013. Ia duduk di bidang Hubungan Antar Lembaga atau humas. Para pengurus Paguyuban punya tugas dan tanggung jawab sendiri di masing-masing perusahaannya. Maka siapa yang memiliki waktu lebih dan siap tentunya yang bisa menggunakan waktunya itu untuk memajukan organisasi. Paguyuban ini sifatnya nirlaba. Tujuannya untuk kemaslahatan bagi masyarakat pekerja dan masyarakat industri di Jawa Tengah.

Pelatihan
Pada waktu Paguyuban HRD Jawa Tengah dipimpin Agus, anggotanya sudah cukup banyak. Sudah banyak pula kegiatan yang dilakukan dalam mendorong kemajuan pengelolaan SDM di Jawa Tengah antara lain melalui pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan bekerjasama dengan BBPLK (Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja) Semarang. Selain itu mengadakan kegiatan sertifikasi HRD bekerja sama dengan LSP MSDM dan membantu program pemagangan pelajar di Jawa Tengah bekerja sama dengan industri.

HHRMA dan Paguyuban HRD sering mengadakan kegiatan pelatihan. Kegiatan ini sangat bermanfaat buat para manajer, supervisor maupun staf hotel. Sebab bisa meningkatkan kualitas mereka. Selain itu mereka kalau kumpul bisa sharing (berbagi) sehingga bisa mendapatkan solusi dan wawasan terhadap masalah yang mereka hadapi.

“Jadi HHRMA maupun Paguyuban HRD Jateng sangat mendukung kemajuan perusahaan. Perusahaan ingin maju, majukan dulu SDM-nya. Maka perusahaan akan ikut maju. Sebab perusahaan bisa maju, tumbuh dan berkembang karena manusia-manusianya, SDM-nya. SDM maju dimulai dari manajernya maju. Faktor mesin, uang, market itu penting tapi itu semua tidak akan menjadi sebuah kenyataan ketika SDM-nya tidak maju,” kata anak sulung dari delapan bersaudara ini.

Enaknya kerja di HRD
Terlepas masalah gaji, menurut Agus, minimal ada empat hal yang membuat  bekerja di HRD itu jadi menarik dan menyenangkan.

Pertama, ia selalu bertemu dengan banyak orang yang berbeda.

Kedua, selalu mendapat ilmu baru, karena sering menginterview orang yang pendidikannya semakin hari semakin tinggi. Apalagi alumni universitas semakin hari semakin canggih, makin berilmu. Sehingga ia merasa dituntut untuk selalu rutin mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena dipaksa oleh situasi di lapangan.

Ketiga, HRD selalu dibutuhkan karyawan untuk mengadu, tempat untuk menggambarkan mengenai performance  ataupun aspirasi karir di masa mendatang. Itu semua akan melalui HRD. Sehingga orang bisa bercerita ingin menjadi apa ke depannya itu masuknya ke HRD. HRD bisa memberi advise (saran) kepada karyawan agar bisa membina karir  untuk masa depannya. Di situ perlu disiapkan kompetensi yang perlu dilatihkan. Sehingga nanti dapat tercapai cita-citanya di masa mendatang.

Keempat, orang HRD kawannya banyak, karena bisa masuk dan mengontrol ke semua bagian. Menjadi HRD tidak terpaku hanya ngurusi administrasi tapi juga menjadi konselor, adviser, dan trainer. Itulah nikmatnya menjadi HRD. Mungkin menjadi HRD tidak ada masa pensiunnya. Karena ilmu, ketrampilan dan pengalamannya sebagai manajer HRD akan bermanfaat buat masyarakat hingga kapanpun. Ilmunya bisa dimanfaatkan masyarakat luas dalam hal pengelolaan SDM dan pembinaan skills.

Itulah empat hal yang membuat Agus Sururi kerasan dan senang bekerja di HRD.

Tantangan
Adapun tantangan yang sering dihadapi HRD minimal ada tiga.

Pertama, HRD dihadapkan pada situasi di mana perubahan begitu cepat dan permintaan tidak bisa ditunda. Ini adalah era Disrupsi. Contoh perubahan regulasi pemerintahan yang terkait pengelolaan SDM. Maka HRD harus menyesuaikan diri. Ketika regulasi berubah otomatis HRD harus melakukan kajian-kajian analisis mengenai bisnis, aspek legal atau hukum, dan aspek hubungan karyawan dengan manajemen. Perubahan-perubahan itu harus diikuti. Padahal tidak setiap orang bisa mudah mengikuti perubahan. Tapi HRD harus mampu membuat karyawan bisa mengukuti perubahan.

Kedua, kesulitan mancari talent, mencari beberapa tenaga kerja yang khusus atau pun bahkan mungkin yang tidak khusus, ternyata tidak mudah. Calon pekerja jumlahnya banyak namun yang sesuai kebutuhan perusahaan hanya sedikit. Tapi HRD harus mampu mendapatkan yang sesuai kebutuhan perusahaan.

Ketiga, pengupahan yang semakin hari semakin naik. Itu juga tantangan yang tidak mudah. Terutama di saat industri mengalami tekanan-tekanan karena pasar yang semakin kompetitif, kemudian pertumbuhan ekonomi yang tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.

Untuk mengatasi berbagai tantangan itu HRD harus kreatif, selalu belajar, berkolaborasi, membangun jaringan, bersikap positif di dalam menghadapi apapun yang ada, pantang menyerah namun tetap komunikatif dan positive thinking.

Gambar : Agus memimpin tim HHRMA Jawa Tengah, menyampaikan bantuan bagi anak-anak panti asuhan di Demak tahun 2017.

Resep
Bagi Anda yang ingin berkarir di HRD, Agus Sururi tidak keberatan membagikan tips-tips atau resep ilmunya.

Pertama, orang yang ingin terjun di dunia HRD harus memiliki attitude pemikiran terbuka (open mind), tulus menerima masukan dari luar dengan ikhlas supaya bisa mendapatkan ilmu. Kalau hanya mengandalkan intelektual belum cukup di HRD. Intelektualitas memang penting tetapi mental yang tidak mudah menyerah dan communication skills yang efektif itu sangat dibutuhkan. “Maka kalau ingin sukses di bidang manajemen SDM, para mahasiswa yang mengambil jurusan manajemen SDM saya sarankan dari sekarang harus membuka diri. Kata kuncinya harus mau belajar banyak hal. Supaya nanti ke depannya dapat melakukan banyak hal,” katanya.


Kedua, harus memiliki daya tahan terhadap stress dan pengaruh luar yang tidak semuanya positif.

Ketiga, tekun belajar harus menjadi sebuah kebiasaan seorang manajer HRD di bidang hukum, pelatihan, manajemen SDM, bisnis, umum dan bidang apa saja. Dari belajar itu harus membuat suatu benang merah antar ilmu itu. Sehingga pada saatnya bekerja di HRD ilmu itu akan bisa membantunya. HRD banyak terkait dengan hukum, permasalahan pekerja, ekonomi, bisnis, permasalahan masyarakat sekitar, perizinan, struktur upah, budaya dan lain-lain. Itu semua tidak dipelajari di kampus. Tapi kalau bisa open mind dan terus belajar dari manapun sumbernya maka itu akan menjadi skill (ketrampilan), tidak akan rugi kalau kita memilikinya. Itulah tiga hal yang disarankan Agus buat para mahasiswa yang mengambil S1 dan S2 bidang manajemen SDM.

Sebetulnya dunia SDM itu sangat terbuka buat jurusan apapun. Karena bekerja di HRD itu tidak cukup hanya dengan satu keilmuan. Harus multi disipliner, multi skills, multitasking (tugas ganda). Itulah sebabnya Agus rajin mengikuti berbagai macam pelatihan yang tidak ada puas-puasnya. Ia masih ikut pelatihan sana sini. Bahkan ia tidak segan-segan keluar biaya pribadi untuk belajar. Itulah salah satu cara mengikuti perkembangan terbaru dunia pengelolaan SDM.

Curhat
Karyawan yang punya masalah harus segera mendapatkan solusinya. Kalau tidak, akan mengganggu konsentrasinya bekerja. Terus kalau karyawan mau curhat atau mengadu seharusnya ke mana ? Ke Serikat Pekerja (SP) atau HRD? Menurut Agus Sururi, terserah karyawan nyamannya ke mana. Sebagai HRD Agus siap melayani keluhan karyawan. Misalnya karyawan mengeluh bertahun-tahun bekerja kok tidak pernah dipromosikan.

“Kalau orang kok lama tidak dipromosikan harus ditanyakan dulu promosi itu untuk jabatan apa. Lalu dia itu bisa apa dan sudah pernah diajukan belum. Kalau belum, apakah sudah pernah ikut pelatihan dan memiliki kompetensi set yang dibutuhkan jabatan promosi tersebut ? Maka harus berkonsultasi dulu dengan manajernya. Kalau si karyawan itu siap mengikuti pelatihan, siap memiliki kompetensi, maka pada saat mengikuti seleksi menjadi supervisor maupun manajer dia bisa masuk pertimbangan daftar promosi. Tapi kalau dia tidak pernah bergerak ya tidak bisa,” katanya.

Karyawan juga bisa menyampaikan keluhan maupun keinginannya ke Serikat Pekerja atau perwakilan karyawan. Tapi kalau menyangkut karir maupun upah, mungkin SP punya keterbatasan di dalam memahami perspektif karyawan. Sedangkan HRD lebih menguasai. Bisa jadi orang kurang dalam hal upah. Kurang itu sangat relatif, sangat tergantung pada pengelolaannya. Barangkali yang harus dikelola adalah mengenai manajemen pengelolaan. Orang harus bisa mengelola belanja tiap bulan dengan baik supaya antara income dan spending sebanding. Syukur income-nya bisa lebih tinggi dibanding spending (pengeluaran) nya sehingga masih bisa menabung. Istilahnya jangan besar pasak daripada tiang. Masalah pengelolaan cash ini HRD bisa bantu. Kalau mengenai karir apalagi, HRD ahlinya. (an).
          



Gambar di atas adalah beberapa penghargaan sebagai praktisi HR di antaranya penghargaan dari Paguyuban HRD Jawa Tengah, penghargaan sebagai One of the Top Five Finalist for The HR Hotelier 2016 for ASEAN dan penghargaan dari InterContinental Hotels Group sebagai "Area HR Leader of the Year 2018" di Vientiane, Laos.

Bersama keluarga. Dari kiri ke kanan : Nabiila Amany Sururi (anak pertama), Hanun Athaya Sururi (anak ketiga/ bungsu), Ns Yunani, M.Kep, SP.MB, (istri), Zahra Aulia Sururi (anak kedua).


Biodata

Nama lengkap : Agus Sururi, S.PD, MM.Par.







Tempat, tgl lahir : Cilacap, 17 Agustus 1972.







Agama
: Islam.









Pendidikan : S1 Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Semarang.








S2 Magister Manajemen Pariwisata (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Periwisata – STIEPARI Semarang).
Pelatihan
: Beragam topic manajemen SDM dan manajemen perhotelan di dalam dan di luar negeri.
Jabatan sebelumnya : Area Director of HR InterContinental Hotels Group – Indonesia.





Director of HR Crowne Plaza Semarang.








Ketua HHRMA (Hotel Human  Resources Managers Association) Jawa Tengah.




Pengurus PHRD (Paguyuban HRD) Jawa Tengah.




Jabatan sekarang : Director of HR InterContinental Bali.






Istri
: NS Yunani, M.Kep, SP.MB (Dosen Keperawatan Stikes Karya Husada Semarang).

Anak
: 1 Nabila Amany Sururi.










2 Zahra Aulia Sururi.










3 Hanun Athaya Sururi.







Hobi
: Olah raga dan membaca buku.



















2 komentar:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...