· Founder
& Owner Restoran Raja Konro Daeng Naba
· Ketua
Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo)
Lepaskan Jabatan Manajer,
Jadi Raja Konro Beromzet Rp. 2 Miliar
Sejak kecil sudah
punya impian menjadi pengusaha sukses. Dengan tekad dan semangatnya, Ikhsan
Ingratubun berhasil menjadi pengusaha kuliner khas Sulawesi Selatan. Kini
namanya telah popular di mata pecinta masakan khas Makassar yang berdomisili di
Jakarta dan sekitarnya. Restoran Raja Konro Daeng Naba adalah nama yang
telah mengantarkan dirinya menuju kesuksesan.
Awal mula usaha
Cerita Ikhsan di dunia
bisnis kuliner memang sangat menarik. Jalan menuju kesuksesan memang sangat
unik dan tidak ada yang pernah tahu. Ada yang sukses karena ketidaksengajaan
akan penemuannya, ada pula yang sukses karena melepaskan sebuah posisi nyaman
di sebuah perusahaan. Kisah pengusaha sukses M. Ikhsan Ingratubun setidaknya
telah membuktikan bahwa ia bisa meraih kesuksesan dengan cara melepaskan
jabatan nyamannya sebagai manajer di perusahaan.
Ketika usahanya
berkembang, pertama di tahun 2001 Ikhsan mengalami dilemma antara focus
mengembangkan usaha ataukah harus tetap memikirkan dua hal yaitu usaha dan
pekerjaannya sebagai Senior Manager di Bakrie Telecom. Posisinya sebagai Senior
Manager di Bakrie Telecom memang menuntut Ikhsan untuk bertanggung-jawab
sebagai pekerja profesional. Namun dengan segala keyakinan dan rasa percaya
diri, akhirnya Ikhsan memutuskan untuk serius mengelola usaha dan melepaskan
jabatannya di Bakrie Telecom.
Pada tahun 1998, Ikhsan
membuka kedainya yang diberi nama Raja Konro Daeng Naba yang diambil
dari nama panggilannya semasa kecilnya yaitu Daeng Naba. Kedai Raja Konro Daeng
Naba pertama kali dibuka di lahan bengkel kendaraan di Makassar. Menu pertama
kedainya yaitu Makassar Seafood.
Namanya nyaris tak
popular di telinga banyak orang. Namun bagi pecinta masakan khas Makassar yang berdomisili
di Jakarta dan sekitarnya, nama Restoran Raja Konro Daeng Naba boleh
jadi sudah akrab di telinga mereka. Pemilik restoran itu adalah M. Ikhsan Ingratubun.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu telah memiliki tujuh gerai Raja
Konro Daeng Naba di Jakarta dan Depok, Jawa Barat. Dari ketujuh gerai
restorannya, pria yang akrab disapa Ikhsan ini bisa meraup omzet hingga Rp. 2
miliar per bulan.
Menu
Menu andalan Restoran
Raja Konro Daeng Naba adalah menu konro atau iga bakar. Varian menu konro yang
disajikan restoran ini adalah Konro Pedas Thailand, Konro Lada Hitam, Konro Saus
Padang, Konro Pedas Afrika, Konro Pedas Korea, Konro Bakar Original, dan Sop
Konro.
Selain menyajikan
aneka menu konro, Raja Konro Daeng Naba juga menyediakan makanan khas Makassar
lainnya, antara lain Sop Paleko, Sop Kaledo, Mi Titie, Soto Makassar, dan
Seafood. Semua menu itu disajikan lengkap dengan olahan bumbu khas Makassar.
Ikhsan mengklaim, Raja Konro Daeng Naba adalah satu-satunya restoran khas
Makassar yang menyajikan konro dengan berbagai varian menu dan rasa. Pasalnya,
Ikhsan melakukan diverifikasi sajian menu di restorannya. Ia memodifikasi konro
dengan kuliner lainnya sehingga menciptakan varian rasa yang lezat.
“Kami tetap
memperhatikan ciri khas bumbu Makassar yang lezat,” ungkap Ikhsan.
Konro besutan Ikhsan
tidak hanya cocok untuk lidah masyarakat Sulawesi Selatan. Dengan kreativitas
dan inovasi, Ikhsan membuat konro disukai berbagai kalangan dan suku. Hanya di
restoran Raja Konro Daeng Naba, berbagai varian konro tersedia mulai dari Konro
Pedas Thailand, Konro Lada Hitam, Konro Saus Padang, Konro Pedas Afrika, hingga
Konro Pedas Korea.
Ikhsan juga menjamin
tekstur daging sapi konro olahannya sangat empuk. Pelanggan tidak perlu repot
memotong daging dengan pisau. Selain itu, harga menu makanan yang dijual di
Raja Konro Daeng Naba tak membuat kantong pelanggan bolong. Satu item menu
makanan hanya dibanderol dari Rp. 25.000 – Rp. 50.000 per porsi. Karena harga
menunya yang terjangkau ini, Raja Konro Daeng Naba mampu menjaring pelanggan
dari berbagai lapisan masyarakat. Dari kalangan bawah hingga menengah atas
menjadi pelanggan setianya.
Masalah keuntungan
akan mengikuti jika dapat memberikan kualitas dan pelayanan yang baik. Oleh
karenanya, Ikhsan punya parameter untuk mengukur suatu menu disukai atau tidak.
Pegawai di tempatnya mempunyai tugas khusus yakni mengenali konsumen yang
pertama kali makan di restoran Raja Konro Daeng Naba. “Jika konsumen tersebut
datang untuk kedua kali dan memesan menu yang sama, berarti makanan yang
disajikan cocok dengan lidah konsumen,” katanya.
Raja Konro Daeng Naba
telah didukung tidak kurang dari 200 karyawan. Ikhsan turun langsung melatih
para karyawannya sehingga terjalin hubungan kerja yang baik. Ini membuat
karyawan menjadi loyal.
M. Ikhsan Ingratubun mengklaim
bahwa makanan di restorannya sudah menjadi makanan nasional. “Saya bersyukur
konro sudah menjadi makanan nasional karena peminatnya datang dari berbagai
kalangan dengan latar belakang yang berbeda,” kata Ikhsan.
Baginya, mengolah menu
masakan yang variation dapat menciptakan diferensiasi serta market share yang besar. Apalagi, kata
Ikhsan, juru masak Raja Konro Daeng Naba adalah para koki professional. Ini
dibuktikan dengan rasa bumbu pedas yang meresap dengan sempurna sampai ke
tulang-tulangnya.
Ikhsan menuturkan, bagi
peggemar konro yang merasa kelaparan pada tengah malam, tidak perlu khawatir.
Sebab, restorannya memberikan pelayanan 24 jam. “Mau restoran itu ramai atau
sepi, kami siap memberikan pelayanan terbaik,” imbuh sarjana lulusan Fakultas
Ekonomi Universitas Kosgoro Jakarta tahun 2007 tersebut.
Terinspirasi ibunya
Menurut penuturan
Ikhsan, pilihannya menjalankan bisnis kuliner adalah karena terinspirasi sosok
ibunya yang kerap menyediakan makanan bagi kerabat atau kolega yang berkunjung
ke rumahnya. Kebiasaan sang ibunda
inilah yang akhirnya menjadikan dirinya membuka restoran Raja Konro Daeng Naba.
Ia merasa dewi fortuna selalu menyertainya dalam menjalankan usaha.
Menurut Ikhsan, kunci
sukses dari usahanya adalah konsistensi. Dengan konsistensi ini ia dapat
menciptakan kualitas usaha yang prima. Maka restonya mudah menarik pengunjung
atau konsumen tanpa harus bersusah-payah atau berlebihan melancarkan strategi
marketingnya. Kunci terakhir adalah keramahan. Ia mengatakan, konsumen datang
tidak untuk makan saja tapi juga bisa mendapatkan pelayanan keramahan dari
karyawan di restoran.
Ikhsan mematenkan
merek usaha untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Menjadi pengusaha
di sektor kuliner dengan tingkat persaingan tinggi, membuatnya terpacu untuk
terus berinovasi. Ia juga harus memperkuat modal dan merek usaha untuk
menghadapi MEA.
Sadar akan persaingan
yang sengit dalam industri kuliner membuat Ikhsan terus berinovasi pada menu
makanan Makassar di Resto Raja Konro Daeng Naba miliknya. Saat ini ia mengaku
tengah mengembangkan menu baru yakni nasi ngebul. Ini merupakan nasi panggang
berisi daging asap dan daun jeruk yang disajikan bersama iga bakar atau ayam
bakar.
Permodalan
Ikhsan telah menjalin
kerjasama dan terbuka bagi investor yang ingin bekerja sama dengan dirinya.
Permodalan penting
untuk mengembangkan sektor kuliner lokal di negeri sendiri. Sebab, selama ini,
sebagai Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan melihat
perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia terkendala oleh
salah satu yang paling penting adalah tentang permodalan. Oleh karena itu, ia
mengharapkan pemerintah bisa memberi bunga ringan bagi pelaku UKM untuk
mengembangkan usaha. Dengan begitu, biaya produksi akan menjadi lebih rendah
dan UMKM akan lebih siap berkompetisi memasuki pasar Indonesia yang besar.
Juga, aksen pasar dan
masalah perizinan masih akan menjadi persoalan utama yang akan dihadapi oleh
para UMKM pada saat MEA tiba. Ia belum berniat untuk mengembangkan usaha ke
luar negeri.
Ikhsan optimistis Indonesia
ke depan bakal memiliki kekuatan dengan besarnya populasi manusia yang bisa
menjadi potensi pasar. Itu sebabnya, ia bertekad untuk terus membesarkan
restoran miliknya di dalam negeri agar dapat menarik masuk para wisatawan asing
ke Indonesia.
Data pribadi | ||||||||||
Nama lengkap | : | M. Ikhsan Ingratubun, SE. | ||||||||
Nama panggilan | : | Ikhsan. | ||||||||
Tempat, tgl lahir | : | Ujung Pandang, 26 Desember 1968. | ||||||||
Jabatan | : | □ Founder & Owner Restoran Raja Konro Daeng Naba. | ||||||||
□ Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo). | ||||||||||
Alamat | : | Kompleks P & K AII/14 RT 6/6 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. | ||||||||
Pendidikan : | ||||||||||
□ 2007 | : | Sarjana Ekonomi Universitas Kosgoro Jakarta. | ||||||||
□ 1987 - 1990 | : | Diploma III Teknik Kimia, Politeknik Universitas Hasanudin. |
Mohon petunjuk pak ikshan, syaa dan teman2 ingin buat cabang Ukumindo di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
BalasHapus