Rabu, 28 Desember 2016

Drs. H. Tafsir, M.Ag

Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah akan membangun
5 rumah sakit baru di Jawa Tengah

Namanya sangat mudah diingat. Sebab pria ini namanya pendek sekali. Tafsir, demikian panggilannya sehari-hari. Jangan ditanya nama lengkapnya, karena memang itu namanya. Pria ini makin banyak dibicarakan dan diwawancara wartawan sejak terpilih menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Drs. H. Tafsir, M.Ag usai melantik majelis dan lembaga organisasi tersebut di Wisma Perdamaian, Minggu (17/4).(suaramerdeka.com/Puthut Ami Luhur)

Ayah NU
Ada cerita unik, yaitu kenangan masa kecilnya yang tak terlupakan sampai sekarang. Orang nomor satu di PW Muhammadiyah Jawa Tengah ini ternyata lahir dari darah daging keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Ayahnya seorang guru ngaji di kampung yang ikut organisasi NU. Ayahnya banyak belajar di pesantren yang dikelola NU juga. Meskipun demikian, sang ayah – Muhammad Dimyati, tidak memaksa anaknya untuk ikut NU. Ketika Tafsir kecil harus segera melanjutkan pendidikannya ke SMP, ayahnya memasukkannya ke SMP Muhammadiyah 1 Kebumen, karena NU pada waktu itu belum memiliki sekolah. Tafsir kecil yang dibesarkan dan dididik orang NU dibiarkan aktif di organisasi Muhammadiyah. Ia ikut terjun kegiatan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Di SMP Muhammadiyah 1 Kebumen itu, Tafsir dikenal murid yang paling menonjol karena kepandaiannya. Berkat kepandaiannya itu ia mendapat biasiswa.
“Saya nggak tahu maksud Bapak. Saya sendiri juga kaget ketika Bapak memasukkan ke sekolah Muhammadiyah. Tapi alasannya sederhana saja karena waktu itu NU belum punya sekolah. Yang sudah punya sekolah Muhammadiyah. Setelah sekolah di Muhammadiyah, akhirnya saya tertarik dengan visi dan misi yang ada di Muhammadiyah. Saya tertarik dengan semangat progresifnya Muhammadiyah. Semangat Islam berkemajuannya itu. Saya tertarik, saya langsung terjun,” tuturnya. Setelah lulus, melanjutkan ke SMA negeri Kebumen. Di SMA Tafsir tetap aktif di IPM.

Setelah itu melanjutkan ke IAIN Walisongo Semarang (sekarang berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Walisongo, disingkat UIN Walisongo). Di Semarang aktif di PW Muhammadiyah dan di Pemuda Muhammadiyah. Selama kuliah aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), bahkan ikut merintis pendirian organisasi tersebut. Sebab waktu ia masuk IAIN Walisongo 1985 IMM belum ada di sana. Kemudian ia bersama teman-temannya mencoba merintis berdirinya IMM. Baru dua tahun kemudian, tepatnya 1987, IMM IAIN Walisongo terbentuk.

Bagi Tafsir, ikut kegiatan apapun harus total. Ia tidak mau setengah-setengah. Muhammadiyah adalah sebagai media untuk berekspresi tentang Islam, baik dalam pemikiran maupun dalam amal. Sehingga pemikiran-pemikiran bisa tersalurkan. Amal/ eksen pun bisa tersalurkan. Tafsir yang terlahir dari keluarga NU itu sekarang menjadi Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah.

Tampak dalam gambar Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Dr. H. Tafsir, M.Ag, tengah me-launching kegiatan Roket Air di SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna (Musawerna).


Prioritas
Ada tiga bidang yang ingin Tafsir prioritaskan selama kepemimpinannya di PW Muhammadiyah Jateng, yakni (1) Bidang Pendidikan, (2) Bidang Kesehatan, dan (3) Bidang Ekonomi.

Untuk Bidang Pendidikan Muhammadiyah akan membangun sekolah-sekolah unggulan Muhammadiyah. Selama ini Muhammadiyah sudah memiliki sekolah sedemikian banyak, bahkan terbanyak di Indonesia. Sehingga sekarang tinggal bagaimana melangkah untuk lebih maju. Muhammadiyah Jawa Tengah itu terbesar di Indonesia, baik dari sisi amal usahanya maupun dari sisi perserikatannya. Makanya utusan ke Muktamar, Jawa Tengah mesti utusan yang paling banyak. Semua berkepentingan kepada Jawa Tengah, pemilik suara terbanyak. Oleh karena itu, menurut Tafsir, sudah saatnya Muhammadiyah tidak hanya besar secara kuantitatif, tapi harus besar secara kualitatif. Ia akan mendorong sekolah Muhammadiyah untuk menjadi sekolah unggulan. Sekolah yang bisa menjadi rujukan banyak orang. Sehingga menjadi favorit di kalangan masyarakat.

Di Bidang Kesehatan, Muhammadiyah akan membangun lima rumah sakit baru di Jawa Tengah. Kelima rumah sakit itu masing-masing akan dibangun di (1) Purbalingga, (2) Secang, (3) Comal, (4) Rembang, dan (5) Blora. Semua sudah ada embrionya berupa klinik yang akan diubah menjadi rumah sakit. Pembangunan rumah sakit baru itu sudah mulai dari Secang. Di sana sudah dilakukan pembongkaran gedung lama yang sudah tidak layak. Kemudian akan dibangun gedung baru untuk rumah sakit. Setelah itu lainnya menyusul.

Sedangkan di Bidang Ekonomi Muhammadiyah sudah punya BPR. Salah satunya BPR Syariah Artha Surya Barokah di Jl. Kedungmundu Semarang. Gedungnya berlantai tiga. BPRS ini sudah memiliki empat cabang, di samping punya cabang di Semarang, cabangnya ada juga di Batang, Kendal, dan Sukoharjo. Asetnya sudah sekitar Rp. 60 milyar. Oleh Bank Indonesia diberi penghargaan sebagai BPRS dengan pertumbuhan terbaik. Untuk BPRS dengan besaran aset 50 milyar.

Masih menurut Tafsir, di samping sudah punya bank,  Muhammadiyah nantinya juga akan membangun banyak toko. Namanya Toko Muhammadiyah. Pertama akan dirintis di Batang dan Pekalongan dulu. Setelah itu akan merambah ke daerah-daerah lain.

Add caption


Target
Sebagai pimpinan, Tafsir punya keinginan Muhammadiyah benar-benar menjadi bermandiri, bermartabat dan berkemajuan. Sehingga nantinya Muhammadiyah bisa menampilkan Islam yang maju, tidak hanya memajukan warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tapi lebih luas lagi bisa memajukan bangsa Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Tengah. Karena Muhammadiyah didirikan untuk memajukan umat Islam dan memajukan bangsa Indonesia. Itulah yang kemudian dikemas visinya menjadi faham Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah harus maju di bidang pendidikan, kesehatan, dan di bidang ekonomi. Selain itu juga harus maju di bidang spiritual, sosial, moral, dan di bidang amal.

Bila ada yang beranggapan atau berpendapat, bahwa dengan adanya banyak organisasi Islam bisa menimbulkan perpecahan di kalangan Islam, Tafsir sangat tidak setuju. Menurutnya, adanya banyak organisasi di umat muslim bukan merupakan perpecahan. Kalau ada yang menganggap perpecahan, itu salah paham. Islam tidak punya kepemimpinan sentral. Itulah sebabnya kalangan umat Islam harus dibentuk komunitas-komunitas organisasi. Sehingga umat Islam akan diberdayakan oleh organisasinya masing-masing. Jadi dengan adanya banyak organisasi di kalangan umat Islam, itu tidak ada persoalan. Justru kalau tidak ada Muhammadiyah dan tidak ada NU, umat Islam bingung. Pertama, akan beribadat dengan pemahaman seperti apa. Kedua, siapa yang akan memberdayakan. Islam tidak cukup hanya mengandalkan masjid.

“Kalau terjadi gesekan, itu suatu hal yang lumrah saja. Itu kan tidak hanya Islam, semua orang berkomunitas pasti akan bergesekan dengan komunitas yang lain. Itu suatu yang normal saja. Tapi umat Islam akan lebih parah, kalau tidak ada organiasi. Seandainya terjadi gesekan itu hanya persoalan kecil, dibandingkan manfaat yang ada. Yang namanya kompetisi itu biasa. Normal dalam hidup. Qur’an pun menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Normal saja masyarakat berorganisasi. Masyarakat berfaham Islam, satu syariah, tapi pahamnya bisa beragam, itu normal saja. Hal seperti ini tidak hanya terjadi dalam Islam. Semua agama seperti itu. Tidak ada agama dengan pemahaman tunggal. Sehingga setiap pemahaman punya pengikut. Itu positif saja,” katanya.

Menghadapi masyarakat yang masih bingung ikut NU, Muhammadiyah, atau yang lain, baginya tidak ada persoalan. Organisasi hanyalah penyaluran orang untuk beramal. Organisasi bukan untuk sektarian. Berorganisasi bukan untuk penilaian benar atau salah. Berorganisasi hanya untuk semaksimal mungkin menyalurkan nilai manfaat pada orang lain. Jadi berorganisasi bukan untuk atas dasar benar salah. (an).


Biodata


Nama lengkap : Drs. H. Tafsir, M.Ag.
Tempat, tgl lahir : Kebumen, 16 Januari 1964.
Pendidikan terakhir : Waktu diwawancarai Muhammad Anwari SN dari Penerbit Citra Mandiri Utama 
sedang menempuh S3 di UIN Walisongo.
Jabatan : * Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah 2015-2020.
* Dosen di Fakultas Ushuludin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo.
Ayah : Muhammad Dimyati.
Istri : Siti Nurhayati (tenaga administrasi di UIN Walisongo)
Rumah : Jl. Tanjung Sari Barat III/ 3 Ngaliyan Semarang.
Penghargaan : * Siswa teladan dua kali di SMP Muhammadiyah 1 Kebumen.
* Wisudawan terbaik IAIN Walisongo.
* Peraih Maarif Award 2008.
Penulis naskah : Muhammad Anwari SN

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wrwb. Syukur alhamdulillah, H Tafsir, teman sebangku di kelas 2 dan kelas 3 SMA Negeri Kebumen 1984, 1985, diberikan amanah untuk memimpin organisasi umat dalam hal ini Muhammadiyah Propinsi Jawa Tengah. Semoga kepimimpinannya yang visioner dapat mewujudkan visinya memandirikan, memajukan dan menjadikan Muhammadiyah serta Islam semakin barokah bagi umat. Salam dan sukses selalu teman, sahabat dan ustad H Tafsir. Wassalamu'alaikum wrwb.

    BalasHapus

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...