Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah
Muhammadiyah akan membangun
5 rumah sakit baru di Jawa Tengah
Namanya sangat mudah diingat. Sebab pria ini
namanya pendek sekali. Tafsir, demikian panggilannya sehari-hari. Jangan
ditanya nama lengkapnya, karena memang itu namanya. Pria ini makin banyak
dibicarakan dan diwawancara wartawan sejak terpilih menjadi Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Provinsi Jawa Tengah.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Drs. H. Tafsir, M.Ag usai melantik majelis dan lembaga organisasi tersebut di Wisma Perdamaian, Minggu (17/4).(suaramerdeka.com/Puthut Ami Luhur) |
Ayah NU
Ada cerita unik, yaitu kenangan masa kecilnya
yang tak terlupakan sampai sekarang. Orang nomor satu di PW Muhammadiyah Jawa
Tengah ini ternyata lahir dari darah daging keluarga Nahdlatul Ulama (NU).
Ayahnya seorang guru ngaji di kampung yang ikut organisasi NU. Ayahnya banyak
belajar di pesantren yang dikelola NU juga. Meskipun demikian, sang ayah –
Muhammad Dimyati, tidak memaksa anaknya untuk ikut NU. Ketika Tafsir kecil
harus segera melanjutkan pendidikannya ke SMP, ayahnya memasukkannya ke SMP
Muhammadiyah 1 Kebumen, karena NU pada waktu itu belum memiliki sekolah. Tafsir
kecil yang dibesarkan dan dididik orang NU dibiarkan aktif di organisasi
Muhammadiyah. Ia ikut terjun kegiatan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Di SMP Muhammadiyah 1 Kebumen itu, Tafsir dikenal
murid yang paling menonjol karena kepandaiannya. Berkat kepandaiannya itu ia mendapat
biasiswa.
“Saya nggak tahu maksud Bapak. Saya sendiri juga
kaget ketika Bapak memasukkan ke sekolah Muhammadiyah. Tapi alasannya sederhana
saja karena waktu itu NU belum punya sekolah. Yang sudah punya sekolah
Muhammadiyah. Setelah sekolah di Muhammadiyah, akhirnya saya tertarik dengan
visi dan misi yang ada di Muhammadiyah. Saya tertarik dengan semangat
progresifnya Muhammadiyah. Semangat Islam berkemajuannya itu. Saya tertarik,
saya langsung terjun,” tuturnya. Setelah lulus, melanjutkan ke SMA negeri Kebumen.
Di SMA Tafsir tetap aktif di IPM.
Setelah itu melanjutkan ke IAIN Walisongo
Semarang (sekarang berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Walisongo,
disingkat UIN Walisongo). Di Semarang aktif di PW Muhammadiyah dan di Pemuda
Muhammadiyah. Selama kuliah aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
bahkan ikut merintis pendirian organisasi tersebut. Sebab waktu ia masuk IAIN
Walisongo 1985 IMM belum ada di sana. Kemudian ia bersama teman-temannya mencoba
merintis berdirinya IMM. Baru dua tahun kemudian, tepatnya 1987, IMM IAIN
Walisongo terbentuk.
Bagi Tafsir, ikut kegiatan apapun harus total. Ia
tidak mau setengah-setengah. Muhammadiyah adalah sebagai media untuk
berekspresi tentang Islam, baik dalam pemikiran maupun dalam amal. Sehingga
pemikiran-pemikiran bisa tersalurkan. Amal/ eksen pun bisa tersalurkan. Tafsir
yang terlahir dari keluarga NU itu sekarang menjadi Ketua PW Muhammadiyah Jawa
Tengah.
Tampak dalam gambar Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Dr. H. Tafsir, M.Ag, tengah me-launching kegiatan Roket Air di SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna (Musawerna). |
Prioritas
Ada tiga bidang yang ingin Tafsir prioritaskan
selama kepemimpinannya di PW Muhammadiyah Jateng, yakni (1) Bidang Pendidikan, (2)
Bidang Kesehatan, dan (3) Bidang Ekonomi.
Untuk Bidang Pendidikan Muhammadiyah akan membangun
sekolah-sekolah unggulan Muhammadiyah. Selama ini Muhammadiyah sudah memiliki
sekolah sedemikian banyak, bahkan terbanyak di Indonesia. Sehingga sekarang
tinggal bagaimana melangkah untuk lebih maju. Muhammadiyah Jawa Tengah itu
terbesar di Indonesia, baik dari sisi amal usahanya maupun dari sisi
perserikatannya. Makanya utusan ke Muktamar, Jawa Tengah mesti utusan yang
paling banyak. Semua berkepentingan kepada Jawa Tengah, pemilik suara
terbanyak. Oleh karena itu, menurut Tafsir, sudah saatnya Muhammadiyah tidak
hanya besar secara kuantitatif, tapi harus besar secara kualitatif. Ia akan
mendorong sekolah Muhammadiyah untuk menjadi sekolah unggulan. Sekolah yang
bisa menjadi rujukan banyak orang. Sehingga menjadi favorit di kalangan
masyarakat.
Di Bidang Kesehatan, Muhammadiyah akan
membangun lima rumah sakit baru di Jawa Tengah. Kelima rumah sakit itu
masing-masing akan dibangun di (1) Purbalingga, (2) Secang, (3) Comal, (4)
Rembang, dan (5) Blora. Semua sudah ada embrionya berupa klinik yang akan diubah
menjadi rumah sakit. Pembangunan rumah sakit baru itu sudah mulai dari Secang.
Di sana sudah dilakukan pembongkaran gedung lama yang sudah tidak layak.
Kemudian akan dibangun gedung baru untuk rumah sakit. Setelah itu lainnya
menyusul.
Sedangkan di Bidang Ekonomi Muhammadiyah
sudah punya BPR. Salah satunya BPR Syariah Artha Surya Barokah di Jl.
Kedungmundu Semarang. Gedungnya berlantai tiga. BPRS ini sudah memiliki empat
cabang, di samping punya cabang di Semarang, cabangnya ada juga di Batang,
Kendal, dan Sukoharjo. Asetnya sudah sekitar Rp. 60 milyar. Oleh Bank Indonesia
diberi penghargaan sebagai BPRS dengan pertumbuhan terbaik. Untuk BPRS dengan
besaran aset 50 milyar.
Masih menurut Tafsir, di samping sudah punya
bank, Muhammadiyah nantinya juga akan membangun
banyak toko. Namanya Toko Muhammadiyah. Pertama akan dirintis di Batang dan
Pekalongan dulu. Setelah itu akan merambah ke daerah-daerah lain.
Target
Sebagai pimpinan, Tafsir punya keinginan
Muhammadiyah benar-benar menjadi bermandiri, bermartabat dan berkemajuan.
Sehingga nantinya Muhammadiyah bisa menampilkan Islam yang maju, tidak hanya
memajukan warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tapi lebih luas lagi bisa memajukan
bangsa Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Tengah. Karena Muhammadiyah
didirikan untuk memajukan umat Islam dan memajukan bangsa Indonesia. Itulah
yang kemudian dikemas visinya menjadi faham Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah
harus maju di bidang pendidikan, kesehatan, dan di bidang ekonomi. Selain itu
juga harus maju di bidang spiritual, sosial, moral, dan di bidang amal.
Bila ada yang beranggapan atau berpendapat, bahwa
dengan adanya banyak organisasi Islam bisa menimbulkan perpecahan di kalangan
Islam, Tafsir sangat tidak setuju. Menurutnya, adanya banyak organisasi di umat
muslim bukan merupakan perpecahan. Kalau ada yang menganggap perpecahan, itu
salah paham. Islam tidak punya kepemimpinan sentral. Itulah sebabnya kalangan
umat Islam harus dibentuk komunitas-komunitas organisasi. Sehingga umat Islam
akan diberdayakan oleh organisasinya masing-masing. Jadi dengan adanya banyak
organisasi di kalangan umat Islam, itu tidak ada persoalan. Justru kalau tidak
ada Muhammadiyah dan tidak ada NU, umat Islam bingung. Pertama, akan beribadat
dengan pemahaman seperti apa. Kedua, siapa yang akan memberdayakan. Islam tidak
cukup hanya mengandalkan masjid.
“Kalau terjadi gesekan, itu suatu hal yang lumrah
saja. Itu kan tidak hanya Islam, semua orang berkomunitas pasti akan bergesekan
dengan komunitas yang lain. Itu suatu yang normal saja. Tapi umat Islam akan
lebih parah, kalau tidak ada organiasi. Seandainya terjadi gesekan itu hanya
persoalan kecil, dibandingkan manfaat yang ada. Yang namanya kompetisi itu biasa.
Normal dalam hidup. Qur’an pun menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan. Normal saja masyarakat berorganisasi. Masyarakat berfaham Islam, satu
syariah, tapi pahamnya bisa beragam, itu normal saja. Hal seperti ini tidak
hanya terjadi dalam Islam. Semua agama seperti itu. Tidak ada agama dengan
pemahaman tunggal. Sehingga setiap pemahaman punya pengikut. Itu positif saja,”
katanya.
Menghadapi masyarakat yang masih bingung ikut NU,
Muhammadiyah, atau yang lain, baginya tidak ada persoalan. Organisasi hanyalah
penyaluran orang untuk beramal. Organisasi bukan untuk sektarian. Berorganisasi
bukan untuk penilaian benar atau salah. Berorganisasi hanya untuk semaksimal
mungkin menyalurkan nilai manfaat pada orang lain. Jadi berorganisasi bukan
untuk atas dasar benar salah. (an).
Biodata
Nama lengkap | : | Drs. H. Tafsir, M.Ag. | |||||||||||
Tempat, tgl lahir | : | Kebumen, 16 Januari 1964. | |||||||||||
Pendidikan terakhir | : | Waktu diwawancarai Muhammad Anwari SN dari Penerbit Citra Mandiri Utama | |||||||||||
sedang menempuh S3 di UIN Walisongo. | |||||||||||||
Jabatan | : | * | Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah 2015-2020. | ||||||||||
* | Dosen di Fakultas Ushuludin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo. | ||||||||||||
Ayah | : | Muhammad Dimyati. | |||||||||||
Istri | : | Siti Nurhayati (tenaga administrasi di UIN Walisongo) | |||||||||||
Rumah | : | Jl. Tanjung Sari Barat III/ 3 Ngaliyan Semarang. | |||||||||||
Penghargaan | : | * | Siswa teladan dua kali di SMP Muhammadiyah 1 Kebumen. | ||||||||||
* | Wisudawan terbaik IAIN Walisongo. | ||||||||||||
* | Peraih Maarif Award 2008. | ||||||||||||
Penulis naskah | : | Muhammad Anwari SN |
Assalamu'alaikum wrwb. Syukur alhamdulillah, H Tafsir, teman sebangku di kelas 2 dan kelas 3 SMA Negeri Kebumen 1984, 1985, diberikan amanah untuk memimpin organisasi umat dalam hal ini Muhammadiyah Propinsi Jawa Tengah. Semoga kepimimpinannya yang visioner dapat mewujudkan visinya memandirikan, memajukan dan menjadikan Muhammadiyah serta Islam semakin barokah bagi umat. Salam dan sukses selalu teman, sahabat dan ustad H Tafsir. Wassalamu'alaikum wrwb.
BalasHapus