Jumat, 28 Juni 2019

KRMH Akso Prabu Wisnu Aji



KRMH Akso Prabu Wisnu Aji
Spiritualis dan paranormal

Menganut agama leluhur


KRMH (Kanjeng Raden Mas Haryo) Akso Prabu Wisnu Aji adalah tokoh spiritual Jawa dari trah kasunanan Solo Kanjeng Prabu Paku Buwono IX. Di samping dikenal sebagai seorang spiritualis, pria yang sehari-hari akrab dipanggil pak Akso ini, juga dikenal sebagai paranormal. Dua-duanya sudah menjadi profesi dan hobi.

Satu hal yang pasti, apabila ditanya apa agamanya, Akso mengaku beragama Budi. Budi itu maknanya budi kang nduwe daya yaitu budaya. Dasarnya adalah unggah-ungguh, tata krama, tata trapsila, sopan-santun, dan tepa salira. Menurutnya, kosa kata agama itu yang punya nusantara. Di kitab manapun tidak ada kata atau istilah agama. Adanya hanya religi, bukan agama. Kebanyakan orang mensinergikan pengertian mereka dengan kata agama yang berasal dari nusantara. Jadi agama suci adalah agama Budi. Agama Budi ini yang sekarang dianut KRMH Akso Prabu Wisnu Aji.

Orang lain mengatakan ini bukan agama tapi aliran kepercayaan. Kalau ada yang menganggap seperti itu silakan, karena memang belum tahu. Yang benar agama Budi itu sebenarnya kapitayah. Aliran dengan kapitayah itu beda. Kapitayah itu kita bergerak, kita melaksanakan apapun ada dasar bumi, diri kita, alam semesta, dan Tuhan. Jadi langkah-langkah itu diatur dengan kapitayah tersebut. Itu sudah tertera di dalam kitab Rontal Negara Kertagama. Yang mono gama itu adalah binika tunggal ika tan gono darmo mangruo,” kata Akso.

Agama Budi ini bukan rekayasa. Bukan pula karangan Akso. Ia hanya menganut dan meneruskan warisan leluhur, warisan cikal bakal yang mbahu rekso tanah Nusantara ini. Sekarang banyak orang yang tidak tahu warisan leluhurnya, karena tidak diberi pengertian itu. Apalagi sekarang pengertian yang mayoritas itu terlalu menekan.

Jangan dikatakan kita ini aliran kepercayaan. Kita ini bukan aliran. Tapi agama Budi. Ini yang betul. Yang mengatakan aliran memang mereka tidak tahu. Kalau saya mengatakan, mereka releji, aliran reliji,” jelasnya.

Pusat budaya
Dulu ada benua Atlantis. Setelah kena bencana, benua itu hancur dan hilang. Atlantis menjadi misteri sampai sekarang. Sebelum benua itu hilang, tanah Jawa menjadi pusat adat budaya dunia. Sampai sekarang agama suci tetap berkembang di Nusantara. Agama suci agama Budi adalah Jawa. Dalam aksara Jawa (ha na ca ra ka dan seterusnya) kata Jawa terdiri dari aksara ja dan wa. Ja itu jaler jalu sifat lanang. Wa-nya wanadya wadah sifat wadon. Jadi manusia itu timbul di dunia itu karena bapak dan ibu, ja dan wa.
    

Kata Jawa kalau aksara ja-nya diberi wulu menjadi jiwo. Ini kapitayah Jawi. Jiwo itu di dalam hati yang disebut jagat kecil. Kalau wulunya ditaruh di belakang menjadi Jawi itu alam semesta. Jiwo dan Jawi harus jadi satu. Makanya dikasih wulu semua jadi jiwi, artinya nyawiji. Kalau sudah nyawiji dibalik jadi wiji. Wiji itu Gusti yang maha suci, Sang Hidup, Tuhan Maha Kuasa, Gusti Kang Murbaeng Dumadi. La itu jlentrehan-nya banyak lagi. Ajaran ini adalah warisan leluhur agung. Warisan danyang cikal bakal tanah Jawa kang murba wasesa.

Menurut Akso, antara Jawa dan dunia ada keterkaitannya. Jawa yang ada di nusantara adalah sumber peradaban dunia. Sebab menurut teori Darwin, manusia tertua di dunia ada di Sangiran. Fosilnya sampai sekarang masih ada dan tercatat sebagai fosil tertua di dunia. Itu hasil temuan profesor-profesor arkeologi.

Umumnya orang meyakini, bahwa manusia pertama yang hidup di bumi adalah Nabi Adam dan Hawa. Tapi Akso tidak sependapat. Orang tahu Nabi Adam cuma lewat cerita. Cerita itu kemudian dijadikan dogma dan dalil. Yang benar itu manusia hidup berasal dari lanang lan wadon. Bentuknya kayak apa kita tidak tahu. Kalau ada yang mengatakan, menusia pertama di bumi adalah Nabi Adam dan Hawa, itu silakan. Tapi itu hanya ekspresif. Kayak lukisan. Ekspresif sebagai seorang manusia. Kenyataannya tidak begitu. Beribu-ribu tahun yang lalu. Bentuk lanang wadone kita tidak tahu. Yang jelas kita hidup itu titisane bapak dan ibu. Kita lahir tidak dari tumbuhan. Kita tahu titisane bapak dan ibu karena kita punya bapak-ibu, eyang, buyut, canggah, wareng, gantung siwur udek-udek. Lainnya ada lagi. Orang zaman dulu wajahnya seperti apa, kita tidak ada yang tahu. Baru membayangkan wajah canggah dan wareng tidak bisa, paling hanya sebatas buyut. Canggah saja sudah samar-samar. Apalagi orang mengatakan Nabi Adam dan Hawa hidup di dunia.

Ada yang mengatakan manusia pertama yang hidup di bumi adalah Nabi Adam dan Hawa. Berarti Adam dan Hawa itu dulu hidupnya di Jawa. Jadi asal-usul Adam dan Hawa itu ada di Jawa. Jadi nusantara adalah sumber peradaban dunia. Itu harus diakui.

Menurut Akso, ajaran seperti ini harus diajarkan ke generasi sekarang karena banyak yang tidak tahu. Di antaranya dengan cara diseminarkan. Ia sering jadi narasumber di berbagai seminar yang diadakan mahasiswa buat pendalaman soal kawruh nusantara.

Jadi agama itu budaya. Termasuk budaya pakaian, misalnya baju ngaji, itu agama. Budaya seni tari, makan, tingkah laku, sopan santun dan lain-lain itu juga agama, selalu sinambungan (berkaitan) dengan agama Budi. Tidak bisa dipisah-pisah. Orang lain memisah-misahkan, karena tidak tahu nusantara. Tapi yang di nusantara sendiri jangan sampai ikut orang asing. Mereka yang sekarang Islam, Budha, Hindu, itu ikut budaya asing.

Jadi kalau ada orang yang mengatakan kita ini kafir perlu diusir dari negara sini. Sak ndumuk batuk sak nyari bumi. Jadi tidak bisa kita diatur orang asing. Ini negara kita kok. Kita harus bisa hidup bebas. Di negara lain nggak ada kayak gini. Kita harus berterima kasih dilahirkan di tanah Jawa. Adil makmur. Tinandur sarwo tukul. Matahari juga ada. Laut biru juga ada. Grojogan sewu juga ada. Gunung yang indah-indah ada. Kalau di Arab adanya pasir.

Sanggar Manengku
Tiap Senin Pahing Akso mengadakan kegiatan pertemuan untuk para pemeluk agama Budi di rumahnya yang sekaligus dijadikan sanggar. Namanya Sanggar Manengku. Manengku artinya manembah kang ning lan ning sinartan laku lan tumindak kang bener. Di sanggar ia menjadi sesepuh atau ketuanya. Sanggar Manengku punya nama lain Sanggar Among Jineng Nusantara. Among itu momong. Jineng itu ketentraman/ ketenangan/ kebahagiaan pribadi untuk nusantara.

Sebulan sekali sanggar ini menyelenggarakan saresehan di antaranya soal pendalaman nilai luhur Pancasila. Meskipun yang hadir sering kali hanya sedikit antara 5 sampai 12 orang saja, tapi kegiatan ini berjalan rutin tiap sebulan sekali.

Dalam pertemuan anggota itu peserta membawa makanan sendiri-sendiri. Ada yang dari rumah membawa ketela rebus, gembili, teh dan gula. Tidak ada yang memaksa. Semua mereka lakukan dengan ikhlas. “Pelajaran di manengku among jineng nusantara iku bebrayan urip kanti rante rinantene rasa guyub rukun. Itu perintah Gusti yang betul,” jelas Akso.

Bagi penganut agama Budi kewajiban manembah hanya pada waktu bangun dan mau tidur. Waktu tidur itu kita sedang melepas atau mengistirahatkan pikiran. Tapi rasanya kan masih hidup. Setelah bangun kita manunggal lagi dengan pikiran. Kita mencari nafkah dan sebagainya. Itu harus manembah. Tiap detik harus eling lan waspada. Di Kejawen, sinebutan eling lan waspada itu tiap langkah, tiap nafas, kegiatan detik demi detik, dan kegiatan menarik nafas,” tutur Akso.

Melihat bayangan
Waktu kecil Akso punya pengalaman yang agak nganeh-nganehi. Ia pernah melihat ada bayangan jalan. Tapi tidak ada bentuknya. Cuma bayangan tok. Di antaranya pernah melihat bayangan pohon tapi tidak ada pohonnya. Pernah juga melihat bayangan orang tapi tidak ada orangnya. Ia sering melihat hal-hal seperti itu. Setelah ia mengkaji menuruti hati untuk bertirakat itu ia mengaku menemukan jati dirinya. Bahwa ia adalah anak alam nusantara yang harus meneruskan dan harus menelusuri dan nguri-uri pelajaran dari leluhurnya.

Paranormal
Paranormal itu bisa dibagi menjadi kadikdayan dan kanuragan. Ada yang dipukuli tidak apa-apa. Dibacok tidak mempan. Itu bisa diminta. Tapi kalau Akso lain. Saya kalau disilet ya sobek. Cuma kalau memang masih diizinkan untuk hidup panjang, ndailalah siletnya tidak mempan. Ndilalah kalau ditembak luput atau pistolnya tidak hidup. Yang melindungi saya adalah kebaikan saya. Kalau ada orang yang marah pada saya kemudian mencari saya dengan membawa klewang, saya masih bisa selamat. Walaupun orang yang membawa klewang itu datang ke rumah saya, tapi tahunya dia saya sudah pergi. Jadi saya adalah paranormal yang untuk keselamatan. Jadi bohong semua kalau paranormal itu mengaku sakti mondroguno. Kalau dikeprok ya mati,” tuturnya.

Konsultasi
Akso mengaku sering tirakat bersama alam. Banyak orang yang tahu, bahwa dirinya di masyarakat dikenal sebagai spiritualis dan paranormal. Maka tak heran beberapa orang pernah datang padanya untuk berkonsultasi. Ada yang datang bertanya kenapa kok hidupnya susah. Akso mencari tahu lewat weton lahir orang itu. Ditanya lahirnya di mana dan jam berapa. Ia menyatukan itu untuk menyingkap tabir misterinya. Supaya jalannya baik.

Menurut Akso, banyak orang yang sakit karena perbuatannya sendiri misalnya terlalu banyak pikiran. Orang yang mikirnya enggak-enggak, itu bisa terkena depresi dan stress. Orang yang banyak mengeluh, hidupnya begini terus, tidak mensyukuri padahal badannya sehat bisa jalan kaki, itu sama saja dengan nyepatani dirinya sendiri. Itu dampaknya ke perut sehingga menimbulkan penyakit mah, lambung akan kena, lambung ini akan merubah segala metabolism otak, jantung, dan ginjal. Makanya kalau ingin hidupnya tenang, harus bisa sareh, lerem, pasrah, dan seleh-sumeleh.

Kerja di kapal
Tahun 1976 Akso mulai bekerja di kapal. Pernah keliling dunia ikut kapal dagang, kargo, kapal curah, kapal tangker dan kapal kontainer. Yang paling sering ia bekerja di kapal curah.



Kebetulan saya senang tamasya melihat keajaiban alam dunia seperti di Mesir, Turki, dan Italia. Tiap kapal sandar saya tamasya ke tempat-tempat sakral seperti itu misalnya makamnya Fir’aun,” katanya.

Dengan bekerja di kapal Akso bisa menguliahkan ketiga orang anaknya hingga menyandang gelar sarjana semua. Bahkan salah seorang di antaranya ada yang sudah menempuh pendidikan S2.

Sekarang ketiga orang anaknya semua sudah berkeluarga. Anak nomor 1 laki-laki ada di Denpasar, Bali. Anak nomor 2 juga laki-laki ada di Jakarta. Sedangkan yang nomor 3 perempuan ikut suaminya di Surabaya. Maka cucu Akso sekarang sudah banyak. Cucu yang di Denpasar, Bali, ada tiga. Yang di Jakarta ada lima. Yang di Surabaya ada tiga.

Setelah tenaganya tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan kapal, Akso keluar mendapat pesangon. Uang pesangon itu lama-lama habis untuk kebutuhan keluarga. Selanjutnya untuk makan sehari-hari seadanya. Saya pasrahkan pada Gusti yang Maha Suci. Saya seleh sumeleh, pasrah. Kalau diparingi ya diterima. Kalau tidak ya tetap nresnani karo Gusti. Jadi masalah income itu tidak menentu. Kadang ada terus buat nyahur hutang. Tapi saya bahagia. Kadang saya juga dibantu anak-anak. Yo tidak dibantu semua. Misal dibantu bayar listrik,” katanya. (an).

Biodata :
Nama lengkap : KRMH Akso Prabu Wisnu Aji.
Tempat & tgl lahir : Pekalongan, 27 September 1953.
Agama : Budi.
Ayah : Almarhum Soepriyadi (pahlawan nasional).
Istri : Tina Arum Puspita Dewi.
Anak : Tiga orang.
Profesi : Spiritualis dan paranormal.

Pendidikan :
Operations Research di Fakulty of Archeology Cairo.
Escuela Nacional de Antropologia e Historia.
Monterrey Institute of Technology and Higher Education.
SMA Negeri 1 Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Erick Thohir

  Menteri BUMN (2019-2024)   Dari Media, Olah Raga sampai Sarinah Ditulis Muhammad Anwari SN. Saat ini Erick Thohir masih menjabat Menteri B...